Anak Adalah Cermin buat Orang Tua, Ahlak dan Perilaku orang tua Akan Ditiru Anak, Baik atau Buruk

- 15 Juli 2022, 17:25 WIB
Ilustrasi ayah dan anak. pexels/Timur weber
Ilustrasi ayah dan anak. pexels/Timur weber /

DESKJABAR - Anak-anak adalah cermin Dari orang tua .mencerminkan gambar dari apa yang terjadi di sekitar mereka.

Selain berbagi kesamaan genetik dengan orang tua, mereka mencerminkan gerak tubuh, bahasa, dan minat orang dewasa dalam kehidupan mereka.

Otak manusia melakukan 80 persen pertumbuhannya dalam tiga tahun pertama kehidupan. Genetika memandu pertumbuhan otak di tengkorak, tetapi tidak sepenuhnya merancang otak.

Baca Juga: Gadis Introvert Menabrak di Jalan, Itu Tanda Menyukai Anda

Sebaliknya, gen mempersiapkan otak untuk dapat beradaptasi, membentuk dirinya sendiri sesuai dengan pengalaman dan lingkungan di mana anak Anda tumbuh..

Dalam ajaran Islam anak adalah ujian orang .tuanya. menurut ustadz dhanu Di video YouTube MNCTV 20 November 2018 anak ittu secara genetik mewarisi sifat kebaikan dan keburukan orang tua.

Selanjutnya ustadz Dhanu mengatakan ,orang tua tidak boleh membandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya , disinilah ujiannya.

Ustadz juga menjelaskan Jika punya anak dua orang yang satu baik pintar sholeh orang tua tidak boleh memuji berlebihan Karena bisa menimbulkan riya bahkan bisa jadi fasik.

"Kemudian terhadap anak yang satunya misalnya bodoh , nakal jangan Di marahin berlebihan apalagi jika dibanding-bandingkan dengan si baik. HAL a tu Akan mengakibatkan emosi, jika berlebihan Akan menjadi sakit bahkan kematian," Ustadz Dhanu menegaskan

Baca Juga: Membaca Doa Saat Bercermin Bagian dari Adab, Arab dan Teks Terjemahannya

Banyak penelitian yang mengatakan bahwa akan melihat anak Anda memegang krayon seperti Ayah memegang penanya, atau menggunakan ungkapan yang sering diucapkan Nenek.

Begitu juga dengan ibadah, anak-anak akan menurun kebiasaan sholat orang tuanya. Mereka butuh Contoh Yang dilihat setiap hari.

Perilaku dan kebiasaan yang diperlihatkan anak sejak dini dapat menjadi perilaku dan kebiasaan yang dibawanya hingga dewasa.

Pertengkaran antara Ibu dan bapaknya yang terjadi didepan anak terjadi dampak psikis nya Yang tentu saja berpengaruh ke perilaku anak.

Karena pengalaman memiliki dampak langsung pada perkembangan otak, anak Anda sangat rentan terhadap pengalaman negatif di tahun-tahun pertama yang penting ini.

Dalam beberapa kasus, anak mungkin menjadi korban, tetapi anak-anak juga dapat terpengaruh dengan menyaksikan tindakan kekerasan, atau bahkan mendengar tentang kekerasan yang dialami oleh teman atau anggota keluarga.

Baca Juga: Menteri Agama Meminta Maaf Jika Pelayanan kepada Jemaah Haji Tidak Sesuai Harapan

Kekerasan dapat bermanifestasi dalam banyak cara, mulai dari kebrutalan fisik hingga pelecehan verbal, ancaman kekerasan, dan perusakan properti dan harta benda..

“Mereka dapat mengembangkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap orang lain, atau jatuh ke dalam kesedihan yang mendalam.”

Rasa percaya dan keamanan mereka berkurang, dan mereka mulai melihat dunia mereka sebagai tempat berbahaya yang dipenuhi orang dewasa yang tidak bisa menjaga mereka tetap aman.

Penelitian juga menunjukkan bahwa rasa saling menghormati dan ketergantungan seorang anak pada orang lain terganggu ketika terkena kekerasan sejak dini.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Putaran Pertama Liga 1 2022/2023, 3 Klub Promosi dari Liga 2 Siap Bersaing

Mereka mulai menganggap mengandalkan orang lain sebagai tanda kerentanan, dan melihat kekerasan sebagai elemen kunci interaksi dengan orang lain dalam hidup mereka.

“Bertahun-tahun yang lalu, menjadi perhatian staf kami bahwa seorang gadis muda di sekolah kami mengalami kekerasan di rumah,” kata Brown.

"Dia akan tiba di pagi hari, meletakkan mantel dan barang-barangnya di lemarinya, dan segera mengambil boneka bayi, yang akan dia serang dengan keras."

Sementara anak itu bukan korban langsung, menyaksikan kekerasan di rumah, antara orang yang dicintai, meninggalkan bekas yang dalam di jiwanya.

Dia tidak memiliki keterampilan verbal untuk mengartikulasikan apa yang dia alami, tetapi sudah mulai memasukkan perilaku itu ke dalam hidupnya.

Anak-anak Membutuhkan Kata-kata Jaminan
Meskipun tidak ada tempat untuk kekerasan fisik di rumah mana pun, bukan berarti anak-anak harus dilindungi dari semua argumen dan konflik.

Selama orang dewasa dalam situasi tersebut tetap mengendalikan emosi mereka, kemarahan dan frustrasi dapat menghadirkan kesempatan belajar yang penting.

Pertengkaran antara Ibu dan Ayah menakutkan bagi seorang anak kecil, tetapi melihat mereka mengukir solusi melalui dialog dan kompromi dapat mengajarkan pelajaran penting tentang interaksi manusia.

Dengan demikian anak dapat terpengaruh dengan dialog dan kompromi yang akan diingat di otaknya.***

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah