Network
DESKJABAR - Ustadz dr. Zaidul Akbar merekomendasikan pemberian Tahniq kepada bayi yang baru lahir sebagai salah satu sunnah Rasulullah saw. yang sering dilakukan oleh sahabat.
Menurut Zaidul Akbar, Rasulullah berbuat atau berbicara sesuatu karena wahyu bukan karena nafsu.
Salah satu sunnah Rasulullah yang dibahas oleh Zaidul Akbar pada video berjudul “Inilah Alasan Kenapa Bayi Harus Di Tahniq? - dr. Zaidul Akbar Official” adalah memberikan kunyahan Tahniq bagi bayi yang baru lahir atau antara 1-7 hari setelah lahir.
Baca Juga: Dr Zaidul Akbar Sebutkan Al-Qur'an dapat Membuat Tubuh Sehat Secara Fisik Jika Dibaca dengan Tartil
Zaidul Akbar menyebutkan bahwa dulu sahabat biasanya membawa Rasulullah untuk melakukan Tahniq, apabila sang ayah tidak yakin dengan kesalehannya maka bisa dilakukan oleh orang saleh yang dipercayanya.
Waktu bayi lahir, melewati jalur kelahirannya di ibunya, ada kuman. Salah satu kuman itu adalah lactobacillus, sebuah jenis kuman baik.
Zaidul Akbar menyatakan bahwa kurma dan madu bisa dijadikan makanan untuk kuman baik tersebut.
“Rumah yang ada kurma di dalamnya maka rumah itu tidak akan kelaparan.” ujar Zaidul Akbar mengutip Rasulullah saw.
Menurut Zaidul Akbar, bumi juga sudah disiapkan oleh Allah dengan ekosistem mulai dari yang makro hingga yang mikro sehingga manusia sudah siap tinggal di dalamnya.
Zaidul Akbar juga menyatakan bahwa manusia dari lahirnya sudah dibekali oleh Allah dengan kekebalan tubuh, salah satunya dengan bakteri baik dan bakteri itu baru bisa hidup apabila manusia yang menjadi tempat tinggalnya bersinergi dengan alam.
Baca Juga: Hati Anda Resah? Berikut Cara Menggetarkan Hati dengan Al-Qur'an Penjelasan Dr Zaidul Akbar
Baca Juga: Diet Intermittent Fasting vs Puasa Sunnah, Ini Penjelasan dan Pendapat Dr. Zaidul Akbar
Baca Juga: Manfaat Ruqyah Bagi Muslim, Simak Penjelasan Zaidul Akbar Soal Kesehatan Ruhiyah dan Non Ruhiyah
Berdasarkan video terbarunya, “QnA Berapa Banyak Kurma Untuk Melakukan Tahniq? - dr. Zaidul Akbar Official”, Tahniq cukup dilakukan dengan satu buah kurma.
Kurma yang sama dengan yang digunakan oleh Nabi adalah Kurma Ajwa.
Menurut Zaidul Akbar, Tahniq dilakukan dengan mengunyah kurma sampai lunak dan bercampur dengan enzim dari air liur sang bapak atau orang saleh, baik kiai atau ustad.
Kunyahan kurma tersebut kemudian dikeluarkan dari mulut lalu ditempelkan sedikit saja di langit-langit mulut sang bayi.***
