DESKJABAR - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) bekerja sama dengan PT Kimia Farma, telah menghasilkan produk kit radiofarmaka, TB-SCAN Ethambutol Hydrochloride, yang efektif digunakan untuk mendeteksi infeksi penyakit tuberkulosis (TB) atau TBC di paru dan luar paru.
Berikut ini sejumlah data yang disarikan dari TB Indonesia:
- Pada 2018, terdapat sekitar 845 ribu kasus TB di Indonesia.
- Terdapat 24 ribu penduduk Indonesia berpenyakit TB yang resisten obat.
- Tercatat 93 ribu warga meninggal dunia karena TB.
- Tingkat kesembuhan 85%
Indonesia juga menempati peringkat ketiga penduduk terbanyak yang menderita TB, setelah India dan China.
Baca Juga: Karawang Hijrah ke Zona Oranye, Jawa Barat Kembali Nol Zona Merah Peta Risiko Covid-19
Penunggakan diagnosis menjadi salah satu masalah tingginya kasus TB di Indonesia. Metode deteksi saat ini hanya mampu mendeteksi bakteri di dalam paru. Sedangkan deteksi di luar paru sulit dilakukan.
Untuk itu, BATAN bekerja sama dengan Kimia Farma mengenalkan TB-Scan Ethambutol Hydrochloride. Alat diagnostik ini mampu mendeteksi infeksi yang disebabkan bakteri Mycobacterium tubercolusis pada paru dan ekstra paru.
”Ini sekali lagi membuktikan bahwa produk iptek nuklir bisa bermanfaat bagi masyarakat,"demikian disampaikan oleh Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan pada acara launching produk TB-SCAN Ethambutol Hydrochloride di Serpong, Tangerang Selatan, Rabu, 24 Maret 2021.
Baca Juga: Resmikan Jembatan Cibuni, Ridwan Kamil Berharap Jabar Selatan Semakin Maju dan Terbuka Aksesnya
Ia menjelaskan, TB-SCAN Ethambutol Hydrochloride ini merupakan produk radiofarmaka hasil riset dan inovasi BATAN ke-6 yang sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan untuk dimanfaatkan di masyarakat.
Menurut Anhar Riza Antariksawan, TB Scan ini telah melalui proses penelitian yang panjang dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di luar BATAN seperti RS Hasan Sadikin, Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI), PT Kimia Farma, dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).