HARI DOWN SYNDROME SEDUNIA: Bukan Penyakit, Yuk Kita Kenali soal Down Syndrome

- 21 Maret 2021, 09:59 WIB
Ilustrasi Hari Down Syndrome Sedunia.
Ilustrasi Hari Down Syndrome Sedunia. /Antara/Freepik/ Pikisuperstar/

DESKJABAR – “Connect" merupakan tema peringatan Hari Down Syndrome Sedunia (HDSD) yang jatuh pada hari ini, Minggu 21 Maret 2021. HDSD memang selalu diperingati pada tanggal 21 Maret setiap tahunnya.

Dikutip dari laman World Down Syndrome Day , tema “conect” memiliki makna agar dapat tetap terhubung dan membagikan pengalaman ataupun pengetahuannya serta mendukung kesetaraan untuk orang- orang yang mengalami Down Syndrome.

Tema itu pun terinspirasi dari pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap kita beradaptasi untuk tetap terhubung satu sama lain dan menjadi peluang mencari cara baru untuk terus terhubung.

Baca Juga: IKATAN CINTA: Aldebaran Diserbu Emak Emak Berebut Swafoto di Kantor PWI Tasikmalaya

Baca Juga: PERAWATAN MOBIL, 10 Resep dan Trik Mudah Menangani Masalah pada Mobil Anda

Baca Juga: HUMOR SUEB: Diterima Bekerja

Apa itu Down Syndrome?. Yuk kita mengenalinya. Ada beberapa fakta untuk mengenal Down Syndrome lebih jauh lagi yakni sebagai berikut:

1. Memiliki angka harapan hidup yang tinggi
Down Syndrome bukanlah sebuah penyakit namun merupakan kelainan kromosom yang dialami seseorang akibat jumlah kromosomnya melebihi kromosom pada umumnya.

Dokter Kandungan Andrianjsah Dara SpOG menjelaskan jika normalnya manusia memiliki 46 kromosom dari 23 pasang kromosom pada saat lahir, maka orang yang mengalami Down Syndrome memiliki satu kromosom lebih sehingga ia memiliki 47 kromosom.

Kelainan kromosom yang dikenal juga sebagai trisomi 21 atau kelebihan jumlah kromosom pada kromosom nomor 21 yang berjumlah tiga (tri) sementara orang normal pada umumnya hanya memiliki dua.

Mereka memiliki angka kehidupan tinggi dibanding dengan kelainan genetik lainnya seperti trisomi 13 (sindrom patau) ataupun trisomi 18 (sindrom edward).

2. Lemas otot dan perubahan wajah
Ahli Sitologi Genetika dokter Lydia Pratanu dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita menyebutkan dua ciri khas yang dimiliki orang down syndrome adalah lemas otot dan perubahan wajah.

Lemas otot artinya pemilik down syndrome tidak memiliki otot yang kuat dan cukup lemah dalam kegiatan fisik.

Sementara untuk perubahan wajah bisa terjadi karena struktur kepala yang berubah.

Keterbatasan pada fisik maupun intelektual juga umum dialami para pemilik down syndrome. Di samping itu mereka juga rentan terserang penyakit karena sistem imun yang kurang optimal.

Semuanya itu terjadi akibat adanya kelebihan satu kromosom.

Baca Juga: Ikatan Cinta Atta dan Aurel: Kisah Sedih Aurel dan Anang Hermansyah Makan Mie Instan saat Sahur dan Buka Puasa

3. Stimulasi bantu pemilik down syndrome hidup normalilustrasi orang dengan kelainan down syndrome berolahraga. (Pexels/ Cliff Booth)

Untuk menegaskan Down Syndrome bukanlah penyakit sehingga tidak bisa diobati. Meski demikian stimulasi sejak awal kelahiran dapat membantu para pemilik down syndrome menjalani kehidupan normal.

Stimulasi dengan melatih kekuatan otot lewat fisioterapi juga lambat laun dapat membuat kekuatan otot bertambah seiring berjalannya waktu.

Selain itu, stimulasi aktivitas seperti berjalan- jalan di taman, berkenalan dengan warga sekitar, melukis, hingga mendengarkan musik juga memengaruhi para pemilik kelainan kromosom itu untuk dapat memahami bentuk interaksi dan sosialisasi yang ada di masyarakat.

Dengan stimulasi yang tepat dan dilakukan sejak dini, orang yang mengalami down syndrome dapat hidup secara normal dan tidak terhalang keterbatasannya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x