LONG WEEKEND di Bandung, Yuk ke Gedung De Vries, Supermarket Pertama di Zaman Belanda, Jadi Apa Sekarang?

8 Februari 2024, 09:42 WIB
Long weekend di Bandung yuk kita berfoto dengan background Gedung De Vries, supermarket pertama di Kota Bandung di jaman Belanda. /bandung.go.id/@dudisugandi2021/

DESKJABAR – Long weekend di Bandung dengan enyusuri bangunan-bangunan legendaris peninggalan zaman Belanda adalah liburan unik dan mengasikkan. Salah satunya melihat dari dekat Gedung De Vries, supermatket  pertama di Kota Bandung.

Gedung De Vries lokasinya sangat strategis, saat ini berada di pusat kota Bandung, tepatnya di Jalan Asia Afrika, depan Gedung Merdeka. Di sebelah timur berbatasan dengan Hotel Homann yang terpisah  oleh jalan kecil, Jalan Homann.

Baca Juga: JELANG Libur Panjang, PT KAI Siapkan 1.085 Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh, Lebih dari 460 Ribu Tiket Terjua

Mempertahankan bentuk bangunan bergaya Belanda, Gedung De Vries saat ini sering menjadi tempat swafoto bagi masyarakat. Gedungnya yang legendaris menjadi background foto yang sangat bagus.

Dulunya tempat ini merupakan toko serba ada yang sekarang disebut supermarket  pertama di Kota Bandung yang juga tempat berkumpulnya para sosialita di zaman Belanda.

Bahkan kehadiran toko serba ada pertama inilah yang diduga menjadi penyebab kawasan Braga kemudian berkembang menjadi kawasan ramai dan tempat berkumpulnya orang-orang Belanda dan orang Eropa lainnya.

De Vries Penduduk Eropa ke 1500 di Bandung

Gedung De Vries  atau yang diberi nama “Maatschappy tot Voortzetting der Zaken Vorheen” tak hanya merupakan toko serba ada tapi juga merupakan sejenis mall pertama yang berada di Kota Bandung.

Gedung ini didirikan oleh seorang warga negara Belanda bernama Andreas De Vries pada tahun 1899.

Mengutip dari laman bandung.go.id, Andreas de Vries, yang datang ke Bandung pada 1899, dan tercatat sebagai penduduk Eropa ke 1.500 di Kota Bandung.

Pada awal kedatangannya, ia membuka toko kelontong kecil di tepi Jalan Raya Post (Grote Postweg), tepatnya di sebelah utara Alun-Alun, yang sekarang menjadi Gedung BRI.

De Vries kemudian menyewa bangunan di sebelah barat Hotel Homann dan memindahkan bisnisnya ke bangunan tersebut.Toko De Vries yang merupakan toko serba ada pertama di Kota Bandung kemudian terkenal sampai seantero kota.

Baca Juga: WOW! Kabel Udara di Kota Bandung Membentang 247 Kilometer, akan Diturunkan ke Bawah Tanah dalam 3 Tahun

Sebelumnya jadi Gedung De Vries berdiri, di lahan ini berdiri rumah Belanda bergaya Indis dengan beberapa pilar di muka gedung.

Pada 1879, gedung ini digunakan oleh Societeit Concordia, yang merupakan nama perkumpulan Preangerplanter (pengusaha perkebunan di Priangan), dan kaum elite Kota Bandung.

Pada 1895, Societeit Concordia pindah ke gedung di seberang jalan (sekarang Gedung Merdeka), dan gedung lama diubah menjadi Toko De Vries.

Supermarket milik De Vries in menjual berbagai macam barang yang menjadikannya sebagai toko serba ada pertama di Kota Bandung.

Toko ini menjual berbagai kebutuhan seperti makanan, kain, sepatu, dan obat-obatan. Beberapa di antaranya ditulis pada kusen.

Barang-barang yang dijual di toko ini seperti sigaren (cerutu), kunst boek en apierhandel (barang kesenian, buku, dan kertas), landbouwbenodigdheden (keperluan pertanian), venduhouders (balai lelang), dranken provisien (minuman beralkohol),  porcelein glass (barang pecah belah), meubelen (mebel). 

Area berjualan di Toko De Vries pernah disewa oleh toko pakaian, toko daging, dan toko mobil. Sosialita Kota Bandung saat itu banyak yang menjadi langganan Toko De Vries. Keberadaan toko serba ada ini diduga menjadi salah satu pemicu perkembangan Jalan Braga sebagai kawasan atau pusat perbelanjaan.

Gedung De Vries Jadi Apa Sekarang?

Gedung De Vries pernah mengalami pemugaran pada 1909 dan 1920. Urusan rancangan gedung diserahkan kepada biro arsitek Edward Cuypers Hulswit, hasil rancangannya masih ada sampai saat ini yakni di sebelah timur ada sebuah menara.

Memasuki dasawarsa pertama abad ke-20, kejayaan toko serba ada ini mulai surut, setelah bermunculan toko-toko baru yang lebih besar dan lebih lengkap, salah satunya Toko Onderling Belang di Jalan Braga (1913).

Setelah kemerdekaan, bangunan Gedung De Vries sempat ditempati oleh Studio Foto Goodland, lalu Restoran Pepping, dan Restoran Padang. Kemudian pada era 1990-an tidak difungsikan, dan berada dalam keadaan tidak terurus.

Baca Juga: UPDATE Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Kamis 8 Februari 2024, Simak Rinciannya

Pada 2005, gedung ini beralih kepemilikan pada OCBC NISP. Hingga 2008, Gedung De Vries masih tampak telantar. Baru pada 2010, OCBC NISP mendapat “lampu hijau” dari pemerintah untuk merenovasi tanpa mengubah bentuk asli bangunan cagar budaya tersebut.

Pada 29 April 2011, Gedung De Vries diresmikan sebagai kantor OCBC NISP Tbk. Tak semua ruangan difungsikan sebagai area operasional bank.

Bagian lantai dasar Gedung De Vries dijadikan museum kecil yang berisi barang antik, seperti alat-alat perbankan yang digunakan pada zaman dahulu. Museum ini sedang dipertimbangkan dibuka untuk umum

Dari sudut outdoor, Gedung De Vries yang bergaya arsitektur lama Eropa menjadi backgroung swafoto yang menarik. Terutama sudut pengambilan gambar dari area Pikiran Rakyat Bandung dan di Gedung PWI yang kini menjadi Circle K. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: bandung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler