Kisah Dawuh Gadis Remaja yang Menari Atas Keinginan Badarawuhi sebelum Ayu, KKN di Desa Penari

2 Juni 2022, 11:35 WIB
Kisah Dawuh Badarawuhi semasa hidup hingga akhirnya terus menari pada kisah KKN di Desa Penari /Instragram @AgniHaque/

DESKJABAR - Popularitas film KKN di Desa Penari yang disebut-sebut sebagai salah satu film horor terbaik di Indonesia membuat kita familiar atas sesosok yang bernama Badarawuhi.

Seperti yang diceritakan dalam film KKN di Desa Penari, Badarawuhi ini merupakan sesosok wanita yang menari lengkap dengan pakaian tari dan selendang berwarna hijau. Badarawuhi terkadang bisa mewujudkan dirinya sebagai ular, atau badan setengah ular.

Dalam kisah, Badarawuhi memberikan sanksi kepada Ayu mahasiswa yang KKN di Desa Penari. Dimana Ayu menjadi seorang Dawuh Penari untuk mereka yang tak kasat mata selamanya.

Baca Juga: Kerinduan Kekasih Emmeril Kahn Mumtadz, Nabila Ishma “Hold My Hand Tight….”

Betapa malang dan tragisnya kisah Ayu pada film KKN di Desa Penari tersebut. Namun, ada kisah lain yang terjadi jauh sebelum terjadinya KKN di Desa Penari.

Melalui penglihatan mata batinnya, Om Hao menjelaskan jika sosok Badarawuhi merupakan penjaga desa tersebut. Ia memiliki kemampuan yang bisa mengubah bentuk menjadi apa saja.

Dikutip oleh Deskjabar.com dalam Kanal Youtube Kisah Tanah Jawa "Perjalanan kisah tanah jawa di desa penari" pada 27 mei 2022.

Om Hao, melalui penerawangan mata batinnya menceritakan kisah seorang gadis yang saat itu menjadi Penari saat perayaan besar di Desa Penari.

Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Toulon Cup 2022: Timnas Indonesia U-19 vs Ghana, Live TV Mana?

Om Hao menjelaskan melalui penerawangannya ia melihat ada sebuah prosesi hajatan yang sepertinya diadakan utuk kepala desa yang dihadirilebih dari 100 orang warga desa.

"Disana banyak sekali terdapat jamuan makanan, sayur sayuran buah serta di bungkus dengan daun pisang. Dalam hajatan itu, ada sekelompok Penari lengkap dengan pemain dengan dan seruling serta 3 orang penari yang memang diambil dari gadis-gadis yang masih perawan," ujar Om Hao.

Hajatan itu diadakan diatas jam 10 malam. Saat itu yang membutuhkan hiburan bukan hanya dari golongan manusia. Tapi ada dari dimensi astral. Karena kata Om Hao di Desa tersebut adalah tempat yang keramat.

Sehingga, Badarawuhi sebagai penari di dimensi astral seringkali merasuki gadis-gadis penari manusia. Saat gadis tersebut dirasuki, ia akan hilang kesadaran tetapi tetap menari.

Baca Juga: Gaji ke-13 Segera Cair, Ini Daftar Lengkap Gaji Pokok ASN/PNS dan Pensiunan Serta Jumlah Tunjangan

Hal ini terjadi pada seorang Dawuh yang saat itu berusia 14 tahun, ia merupakan gadis yang masih perawan.

Sebelum Dawuh menari untuk perayaan ia harus melalukan ritual mandi di candi dan ketika mandi harus kuat ketika di datangi oleh ular, ular tersebut hanya melingkar badan. Ular ini merupakan jelmaan sosok Badarawuhi

Hingga Badarawuhi yang berwujud ular tersebut muncul dalam mimpinya dan berujar padanya "ndok cah ayuk, tak silir regomu. Awakmu manut to," (Anak yang cantik, saya pinjam ragamu. Kamu ikuti saja).

Ketika pagelaran akan dimulai, secara tiba-tiba gadis tersebut mengalami kerasukan. Sosok Badarawuhi menguasai raganya, sedangkan jiwanya hanya bisa terpaku memandangi dirinya menari semalam suntuk saat pagelaran.

Baca Juga: DAIHATSU INDONESIA MASTERS 2022, Hasil Draws Indonesia Harus Hadapi Lawan Tangguh dengan Ranking Terbaik Dunia

"Ketika menari itu, ajaibnya bisa semalam suntuk. Dan setelah itu dia sakit metafisik. karena di sukai oleh Badarawuhi," ujar Om Hao

Kata Om Hao, Dawuh yang sudah menari. Biasanya akan mengalami sakit misterius selama 3 hari, dan dalam hitungan 7 hari akan meninggal.

Tak hanya Dawuh saja yang mengalami kerasukan, para warga yang menjadi tamu hajatan juga mengalami hal yang serupa. Mereka akan menari semalam suntuk, juga merasakan keadaan fisiknya yang kian melemah.

Warga Desa mempercayai, jika Dawuh dan orang-orang yang secara tiba-tiba jatuh sakit setelah pagelaran itu di tumbalkan oleh kepala desa yang terpilih saat itu, sesembahan pada Badarawuhi.

Sehingga ketika mereka dimakamkan, batu nisannya akan di tutupi oleh sebuah kain putih atau hitam. Hal itu dilakukan dengan kepercayaan bahwa jenazahnya mati karena hal gaib.

Baca Juga: Liburan ke Bandung, Kunjungi 5 Tempat Wisata Alam Pilihan di Pangalengan, Cuaca Segar dan Instagramable

Padahal kata Om Hao, mereka semua tidak ditumbalkan. Melainkan karena faktor lain, seperti kondisi fisik yang tidak kuat saat dirasuki oleh Badarawuhi, karena ilmu metafisik yang mereka miliki tidak cukup, bisa dilihat dari umurnya yang masih belia.

Atau karena energi Dawuh tersebut disukai oleh Baradarawuhi. Sehingga, ada satu energi (Khodam) yang dimiliki gadis tersebut diambil menyebabkan ia sakit lalu meninggal.

Karena sebagian energinya sudah diambil, secara otomatis arwah Dawuh yang sudah meninggal juga terus menari untuk menghibur mereka yang tak kasat mata.

"Jadi, menurut saya bukan ditumbalkan. Melainkan ada satu energi atau korin yang ikut terbawa dengan energi astral yang merasuki gadis itu saat ia menari," ungkap Om Hao.

Hanya saja, warga lain menyalah artikan dan menganggap sebagai tumbal karena setiap orang yang menari pasti akan meninggal.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Kisah Tanah Jawa

Tags

Terkini

Terpopuler