Satu Desa Satu Perawat, Inilah Program yang Digagas PPNI Jawa Barat, Begini Penjelasannya

15 Februari 2022, 15:03 WIB
KETUA DPW PPNI Jabar Dr. Budiman S. Pd, S. KM, S. Kep., Ners., M. Kes, MH. Kes (tengah) saat melakukan pertemuan terkait penjelasan satu desa satu perawat beberapa waktu lalu di Kantor DPW PPNI Jabar di Jalan Pasteur, Kota Bandung. /yedi supriadi/deskjabar

DESKJABAR- Ada program baru nih di Jawa Barat, jadi nanti tiap desa ada satu perawat, tentu saja program ini menjadi kabar yang menggembirakan terutama di daerah terpencil.

Program satu desa satu perawat itu digagas oleh Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jawa Barat.

Program tersebut dinilai menjadi salah satu upaya percepatan pelayanan kesehatan kepada warga melalui pemantauan langsung terutama di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: BACA DOA INI! Setelah Tahiyat Akhir Sebelum Salam, Maka Allah Akan Cepat Mengabulkan, Kata Ustadz Adi Hidayat

Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Barat, Dr Budiman S. Pd, S. KM, S. Kep., Ners., M. Kes, MH. Kes sebut, program satu desa satu perawat merupakan salah satu dari sejumlah program kerja PPNI Jawa Barat.

Nantinya, perawat tersebut akan tinggal disatu desa untuk memberi pelayanan kepada warga.

"Perawat ini bukan perawat yang biasa kerja di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan (Faskes), tapi khusus yang ditugaskan di desa," ucap Budiman saat ditemui di Kantor DPW PPNI, Jalan Pasteur, Kota Bandung pada Minggu 13 Februari 2022.

Dijelaskan Budiman, program satu desa satu perawat tersebut bisa bersinergi dengan program-program kesehatan Pemprov Jabar.

Apalagi saat ini dibutuhkan tenaga kesehatan disetiap daerah untuk penanganan pandemi Covid-19 hingga ke level keluarga sebagai sarana edukasi menjaga kualitas kesehatan melalui upaya premtif dan preventif.

"Kami menilai, akan lebih baik jika penanganan Covid-19 bisa cepat teratasi hingga ke kawasan pedesaan. Maka dari itu, kami siap berkolaborasi dengan menerjunkan perawat untuk ikut serta mengedukasi warga tentang hidup sehat," ujarnya.

Hingga saat ini jumlah perawat di Jabar yang tercatat berdasarkan data PPNI Jabar ada sekitar 87 ribu orang.

Menurut Budiman, jumlah perawat tersebut bisa dimaksimalkan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 yang ditempatkan di desa dimana sebelumnya diberikan pelatihan yang berkompeten.

"Dari 87 ribu perawat juga masih banyak yang belum diangkat jadi ASN atau statsusnya masih honorer. Kami ingin perawat-perawat ini memiliki satu pengalaman dan mengabdi di tengah warga salah satunya melalui satu desa satu perawat ini," ucapnya.

Baca Juga: 2 Hal Ini Ternyata Tak Bisa Dipisahkan, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Budiman juga menjelaskan, tidak selalu soal Covid-19, perawat ini juga nanti akan menjadi (fasilitator) atau tenaga medis yang lebih dulu memberikan pertolongan pertama jika suatu waktu ada Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti keracunan massal.

Perawat ini akan memfasilitasi dan mengarahkan warga harus ke Puskesmas atau Faskes mana untuk segera ditindaklanjuti.

"Perawat ini tugasnya membina desa dalam kondisi apapun. Memberi edukasi, memberi pelayanan dan lainnya seputar kesehatan," katanya.

Oleh karena itu Budiman berharap, program satu desa satu perawat ini bisa segera terealisasi lantaran beriringan dengan program Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan warga.

Apalagi Ridwan Kamil memberikan apresiasi atas dedikasi tenaga kesehatan (nakes) yang gugur dalam menangani pasien Covid-19 hingga dibuatkan monumen.

Menurut Budiman, program ini selaras dengan program Pemprov Jabar seperti akselerasi vaksinasi Covid-19.

Kemudian kampanye protokol kesehatan (prokes) secara masif sampai pada dasawisma dan siap siaga pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas dan faskes lainnya.***

 
Editor: Yedi Supriadi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler