Untuk Lestarikan Pencak Silat, Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan

26 April 2021, 13:27 WIB
Kampung Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa mengadakan sarasehan, bedah buku The Power Of Silat, dan pembagian 100 parsel kepada para pelestari budaya, di Kawasan Terpadu Zona Madina, Parung, Kabupaten Bogor, Sabtu 24 April 2021. /Dok. Public Relations Dompet Dhuafa/

DESKJABAR - Dompet Dhuafa terus berusaha untuk melestarikan pencak silat sebagai warisan budaya dunia. Salah satunya melalui Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa.

Pada Sabtu 24 April 2021, Kampung Silat Jampang Dompet Dhuafa mengadakan sarasehan, bedah buku The Power Of Silat, dan pembagian 100 parsel kepada para pelestari budaya yang berlangsung di Kawasan Terpadu Zona Madina, Parung, Kabupaten Bogor.

Acara Kampung Silat Jampang (KSJ) Dompet Dhuafa tersebut dihadiri oleh 150 peserta yang meliputi Bapak Pesilat Dunia, Pesilat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor, dan 36 Dewan Guru KSJ.

Baca Juga: Inilah Daftar Pemenang Oscar 2021 Selengkapnya

Direktur Dakwah Budaya & Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa KH Ahmad Shonhaji S.Ag MM, mengatakan bahwa silat itu bukan hanya bela diri semata. Akan tetapi juga mengajarkan nilai kehidupan (akhlakul karimah).

"Harus diakui pula bahwa dunia persilatan merupakan sebuah ikhtiar anak bangsa untuk menjaga pertahanan dan keamanan bangsa," ucapnya. 

Acara tersebut diawali dengan bedah buku, dilanjutkan dengan pembagian 100 parsel kepada pelestari budaya, diakhiri buka puasa bersama. Sarasehan silat diharapkan mampu mengurai permasalahan dan pengembangan perguruan silat di Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Said Aqil Siradj Serukan Warga NU untuk Sholat Ghaib bagi 53 Personel KRI Nanggala-402 yang Gugur

Sarasehan juga menghasilkan sebuah rekomendasi untuk mengawal pengembangan silat di Kabupaten Bogor dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Mayjen (Purn) TNI Dr (HC) H Eddie Mardjuki Nalapraya selaku Bapak Silat Dunia yang telah berkeliling hampir 40 negara untuk membangun pencak silat di ranah dunia, menyampaikan harapannya bagi generasi penerus.

"Saya titip kepada kalian, agar pencak silat yang dibangun tidak hanya olahraganya. Ke depan, silat-silat tradisional tetap dilestarikan. Kesejahteraan pelatih-pelatih silat harus diperhatikan, minimal ada uang transportasi untuk para pelatih untuk mengapresiasi jerih payah mereka dalam melestarikan pencak silat," tuturnya.

Ustadz Herman Budianto MSi, selaku Ketua Kampung Silat Jampang melalui bukunya berpesan bahwa buku ini diharapkan mampu membangun silat sebagai budaya bangsa dan mengantarkan menjadi pesilat yang sukses, berdaya, berakhlak mulia, serta bermanfaat.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Puji Pemerintahan Selandia Baru, Izinkan Konser Musik Dihadiri 50 Ribu Orang

Menurut dia, para pesilat juga harus siap dalam menghadapi dunia persilatan kampung global. Artinya, banyak sekali tantangan dan rintangan ke depannya. Misalnya ada orang luar negeri mau belajar silat, tapi pelatihnya tidak bisa bahasa Inggris, ini akan menjadi suatu kendala.

"Maka dari itu dengan ditetapkannya silat menjadi warisan budaya dunia, kita harus mempersiapkan segalanya dari sekarang agar kendala-kendala seperti itu tidak ada lagi," ujar Ketua Kampung Silat Jampang ini.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Pers Rilis Dompet Dhuafa

Tags

Terkini

Terpopuler