Minapadi Potensial Menjadi Bisnis Agrowisata

- 19 November 2020, 09:41 WIB
Usaha mina[adi
Usaha mina[adi /Kementerian Kelautan dan Perikanan/Kementerian Pertanian/Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat

DESKJABAR – Usaha minapadi (ikan-padi) masih potensial dilakukan di Jawa Barat, bahkan dapat dikembangkan kepada agrowisata. Ini sebagai cara agar sawah menghasilkan nilai tambah.

Dengan cara itu, masyarakat yang memiliki sawah dapat memperoleh nilai tambah dari usahanya. Usaha minapadi sangat memungkinkan dilakukan pada saat musim hujan, atau suatu wilayah yang pengairannya permanen.  

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, di Bandung, kepada DeskJabar, Kamis, 19 November 2020 menyebutkan, usaha minapadi berperan strategis sebagai usaha nilai tambah, menunjang ketahanan pangan.

Dalam konteks kekinia, menurut Dadan Hidayat, usaha pola minapadi sebenarnya potensial pula dikembangkan kepada agrowisata. Ini sebagai pemanfaatan lahan-lahan sawah, dengan budidaya ikan, terutama pada musim hujan atau masa musim tanam.

“Dengan nilai tambah, masyarakat yang memiliki sawah, tentunya merasa bahwa sawah ini dapat menjadi ‘mesin uang’. Paling tidak, adalah sawah-sawah di pinggiran kota yang beresiko diincar alihfungsi bisnis lain, dapat dipertahankan dijadikan mesin uang dengan cara dijadikan agrowisata mina padi,” ujarnya.

Disebutkan, pola usaha minapadi juga dapat mengurangi emisi gas metan yang umum terjadi pada areal tanaman padi yang luas.  “Bahkan, bermanfaat menjadi suplai benih ikan untuk pembudidayaan pembesaran ikan, seperti di jaring apung dan lainnya,” ujarnya.

Disebutkan,  usaha minapadi di Jawa Barat terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan terkecil di Sukabumi, dan Bekasi. 

Di kalangan pertanian padi di Jawa Barat, daerah Tasikmalaya diketahui sebagai lokasi masih melekat kultur ­usaha minapadi. Soalnya, usaha pembudidayaan padi dengan kombinasi sekitar melalui pemeliharaan ikan air tawar, diketahui menjadi budaya masyarakat.

Baca Juga: Tanah Pertanian, Harta Tak Ternilai Harganya

Banyak manfaat

Berdasarkan catatan DeskJabar, usaha minapadi pernah ngetop di Pulau Jawa, termasuk di Jawa Barat pada era tahun 1990-an lalu. Namun, kemudian usaha tersebut menjadi tak begitu banyak, akibat banyaknya pencurian ikan atau dipancing liar oleh orang-orang yang lewat.

Karena itu, masyarakat yang mengusahakan minapadi, rata-rata melakukan pengamanan kepada sawah-sawah miliknya. 

Informasi diterima dari Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, menyebutkan, teknologi minapadi merupakan salah satu subsistem usahatani padi dan ikan di lahan sawah irigasi, bervariasi dari satu daerah ke daerah lain bergantung pada ketersediaan air, curah hujan, bibit ikan, dan pasar.

Usahatani minapadi memiliki keunggulan antara lain secara tidak langsung telah menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Ikan membantu memakan binatang-binatang kecil yang merupakan hama tanaman padi (carnivora) dan juga gulma kecil pada lahan sawah.

Pada sore hari ketika ikan menggoyang-goyangkan tanaman padi, serangga yang hinggap pada padi akan terbang kemudian dimangsa oleh burung layang-layang. Dengan pemanfaatan lahan secara tumpangsari dengan tanaman padi dan ikan di sawah, maka produktivitas lahan akan meningkat. ***

 

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah