Harganya Kembali Melejit, Budidaya Vanili Bergairah

- 18 Oktober 2020, 17:57 WIB
Tanaman vanili sudah berproduksi di Sumedang, yang ditunjukan petani setempat, Opi warga Desa Pamekarsari, kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang.
Tanaman vanili sudah berproduksi di Sumedang, yang ditunjukan petani setempat, Opi warga Desa Pamekarsari, kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang. /Dok DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR - Pengusahaan komoditas vanili pernah menjadi salah satu primadona usaha perkebunan rakyat di Indonesia kembali bangkit sejak setahun terakhir. Sebab pasar vanili Indonesia kembali diminati pasar internasional sekaligus memperkuat kebutuhan dalam negeri.
Di Jawa Barat yang pernah dikenal sebagai sentra vanili nasional, secara umum produksinya tinggai diusahakan di Sumedang dan Kabupaten Sukabumi, serta dalam skala kecil pada sejumlah kabupaten lain. Pemanfaatan vanili adalah dalam bentuk sudah tepung, yang diketahui berwarna putih dan wangi, biasanya untuk campuran bahan-bahan pangan, seperti makanan dan minuman. Tanaman vanili sepintas mirip tanaman bunga anggrek, dan kemudian berbunga yang kemudian dikawinkan, lalu berubah menjadi  buah dan polong yang kemudian menghasilkan tepungnya.
Di Kabupaten Sumedang, pembudidayaan tanaman vanili masih menjadi salah satu kultur masyarakat di kaki Gunung Tampomas.Begitu pula di selatan Kabupaten Sukabumi, pembudidayaan vanili tergolong kontinyu, walau tak sebesar masa lalu.
Menurut salah seorang motor pembudidayaan vanili di Dusun Cisumur, Desa Pamekarsari, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Opi, kepada DeskJabar, Minggu, 18 Oktober 2020, menyebutkan, di wilayah desanya, baru ada ada sekitar 10 hektare areal tanaman vanili, namun penjualannya lancar dengan dibeli para tengkulak. Untuk memenuhi kebutuhan pembeli, produksi vanili memang harus dapat ditingkatkan, berikut pula harus terdapat tenaga yang memiliki keahlian mengawinkan bunga vanili.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Berkah Bagi Petani, Harga Minyak Atsiri Naik 300 Persen

Baca Juga: Bisnis Minyak Atsiri Pasarnya Menjanjikan, Ini Gambarannya

Gambaran harga
Disebutkan, walau harga vanili kini kembali turun diduga akibat dampak pandemi Covid-19, harga diterima  petani pada kisaran Rp 1,5 juta/kg kering, sedangkan basah antara Rp 120.000-150.000/kg. Pada tahun 2019 dan 2018 lalu, harganya memang mencapai Rp 3,25 juta/kg kering, dimana harga tersebut boleh dikatakan naik cukup menggembirakan bagi para petani vanili.
Soal penjualan hasil panen vanili, menurut Opi, sejauh ini memang masih lokalan, umumnya pengepul/tengkulak. Pembudidayaan vanili juga sangat tergantung pasokan benihnya, dimana produksi benih masih lancar.
Hanya saja, katanya, membudidayakan perbenihan vanili haruslah memperoleh pasokan air yang lancar untuk penyiraman air. Pada musim kemarau, diketahui pasokan air menjadi sesuatu yang sangat dipentingkan untuk mendukung produksi benih vanili.
Namun gambaran diperoleh dari kelompok tani Putra Nilam, di Kecamatan Serangsari, Kabupaten Subang,  bahwa harga vanili kering ternyata kini sudah kembali naik harganya. Dalam kunjungan  DeskJabar dengan Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Yayan C Permana, diperoleh informasi sambil ditunjukan contoh vanili kering oleh Ketua Kelompok Tani Putra Nilam, Asep, bahwa harga keringnya kini sudah menjadi Rp 3,25 juta/kg. ***

 
 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x