Komoditas Rempah-rempah Berpotensi Menguat Pasarnya

- 14 Oktober 2020, 10:56 WIB
Komoditas kapolaga dan cengkeh yang termasuk renpah-rempah.
Komoditas kapolaga dan cengkeh yang termasuk renpah-rempah. /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR – Sejumlah komoditas rempah-rempah orientasi bisnis farmasi di Indonesia, berpeluang memperoleh potensi agribisnis lebih baik. Sebab, Kementerian Perindustrian mengabarkan semakin fokus mengembangkan industri farmasi di tanah air.

“Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbaik di dunia seperti jahe, lempuyang, pala, nilam dan lain-lain, yang tentunya bisa menjadi modal utama dalam membangun kemandirian untuk memproduksi obat,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020

Kepala BPPI menyampaikan, pihaknya tengah mendorong pengembangan obat tradisional menjadi obat modern asli Indonesia (OMAI) berupa Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka. Guna mencapai sasaran ini, sejumlah satuan kerja di bawah BPPI dipacu untuk meningkatkan kegiatan litbang agar bisa menghasilkan inovasi yang dibutuhkan.

Ia mencontohkan, adalah Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jakarta yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang tersebut, termasuk untuk mengembangkan fasilitas produksi guna mendorong pertumbuhan industri OMAI.

Diharapkan, OHT sudah dapat diproduksi pada tahun 2024, dan pada tahun 2026 fasilitasnya sudah dapat menghasilkan fitofarmaka. “Dalam pengembangan produk OMAI ini tentunya membutuhkan dukungan dan kerja sama dengan pihak terkait lainnya melalui kolaborasi dengan lembaga litbang, industri obat tradisional atau farmasi dan stakeholder lainnya,” sebut Doddy.

Baca Juga: Ciptakan Bertani Menjadi Kaya, Komoditas Porang Dikembangkan di Jawa Barat

Baca Juga: Perkuat Kepastian Pasar dan Jaringan Agribisnis Porang di Jawa Barat

Pada kunjungan kerjanya ke BBKK Jakarta, Selasa (13/10), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pihaknya bertekad untuk semakin memperkuat struktur manufaktur dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan. Kedua industri strategis tersebut, telah dimasukkan ke dalam sektor tambahan yang mendapat prioritas pengembangan pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Salah satu yang sedang difokuskan dalam membangun sektor industri nasional adalah ketersediaan bahan baku dan bahan penolong. Ini salah satu isu strategis yang sedang menjadi perhatian kami,” tutur Menperin.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x