“Kepercayaan konsumen teh di pasar domestik harus dijaga, bahkan harus ditingkatkan daya tarik. Apalagi, perilaku konsumen teh di pasar domestik kini sudah semakin banyak yang mengincar produk kualitas bagus,” ujarnya.
Yang juga digenjot, menurut dia, pabrik-pabrik teh di perkebunan juga berorientasi kebutuhan pasar. Misalnya, menciptakan inovasi produk yang disesuaikan diminati konsumen, tetapi diberikan produk kualitas bagus.
Baca Juga: Nasib Perkebunan Teh Negara Dikhawatirkan , Jika Sub Holding PTPN Aset Terbentuk
Fenomena konsumen minuman teh
Sementara itu, dilansir worldteanews.com, pada 17 Mei 2023, di pasar Asia Tenggara, sebanyak 86 persen responden mengkhawatirkan konsumsi gula berlebihan yang menyebabkan diabetes. Fenomena ini bisa dikaitkan bisnis minuman teh, produk dengan pemanis sedikit, menjadi banyak diminati konsumen.
Latar belakangnya, lebih dari 70 persen ingin mengurangi asupan gula untuk menikmati kualitas hidup, sementara 62 persen melakukannya untuk menghindari potensi masalah kesehatan. Sebanyak 82 persen konsumen global setuju bahwa produk gula rendah lebih sehat.
Temuan ini terungkap dalam survei "Sensably Sweet" Kerry di seluruh dunia, yang dilakukan di antara lebih dari 12.000 konsumen di 24 negara, termasuk Eropa, Amerika Utara, Australia, Arab Saudi, India, India, Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Afrika Selatan. ***