Pemicu melesatnya pasar teh hijau
Ketua Dewan Teh Indonesia (DTI), Rachmad Gunadi, Kamis, 2 Februari 2023 menyebutkan, beberapa pemicu melesatnya pasar teh hijau dunia, disebutkan terutama karena life style alias gaya hidup dan kesadaran menjaga stamina tubuh pasca terjadinya pandemi Covid-19.
“Berkembangnya kelas menengah ke atas menyebabkan permintaan minuman fungsional meninggi, dimana teh termasuk,” katanya, pada webinar Perkembangan dan Inovasi Terkini Teh Hijau di Indonesia, diselenggarakan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Bandung, Kamis, 2 Februari 2023.
Pada fenomena itu, menurut Rachmad Gunadi, bisnis teh berbasis green tea terbukti lebih menarik dan sangat potensial dibandingkan teh lainnya.
“Sebab ada manfaat kesehatan, tetapi jangan salahdiartikan sebagai obat,” ujarnya.
Baca Juga: Nasib Perkebunan Teh Rakyat di Purwakarta Menjelang Kematian ? Macet Keuangan Jadi Penyebab
Konsumen teh terbanyak di Indonesia
Di Indonesia, menurut Rachmad Gunadi, para peminum teh terbanyak adalah di Jawa Tengah. Yang disukai adalah berbasis teh hijau melati dan teh konvensional.
“Kelas bawah tidak perduli merek, tetapi asal murah dibeli, itu untuk bisnis teh produk umum. Lain halnya teh hijau atau green tea, malah pasar kelas menengah atas yang tumbuh,” kata Rachmad Gunadi.
Khusus pasar ekspor teh hijau, Rachmad Gunadi memprediksi, Asia Pasifik paling tepat bagi Indonesia untuk melebarkan pasar. Tetapi, Eropa masih potensial untuk green tea.
“Masyarakat Asia-Pasifik rata-rata peminum teh, tetapi harus tepat sasaran dengan pasar,” kata Rachmad Gunadi.