DESKJABAR – Kawasan Bandung selatan dalam beberapa hari terakhir dilanda banjir cukup parah, terutama di kawasan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Soreang, Kabupaten Bandung.
Selain berdampak pada aktifitas masyarakat, banjir di Bandung Selatan, khususnya Dayeuhkolot, Baleendah, dan Soreang akan berdampak pada ekonomi.
Dampak ekonomi yang dikhawatirkan adalah jangan sampai banjir di kawasan tersebut menjadi pemicu kenaikan harga-harga komoditas.
Baca Juga: Honda HR-V Bikin Emosi Berhenti di Kemacetan Jalan Banjaran: Endingnya, Pengemudi Lain Auto Berduka
Untuk itu, banjir yang terjadi di kawasan Bandung selatan itu harus direspon segera oleh pemerintah.
“Selain tindakan respons cepat jangka pendek, yang harus segera dilakukan terkait percepatan pengurangan titik lokasi yang terdampak banjir serta pemberian bantalan sosial berupa bantuan bagian masyarakat yang terdampak ,” ujar pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, kepada DeskJabar.com, Minggu, 23 Oktober 2022.
“Juga harus melihat evaluasi efek upaya jangka menengah dan jangka panjang program pengendalian banjir di kawasan Dayeuhkolot dan Soreang,” tambahnya.
Menurut Acuviarta, beberapa titik banjir di kawasan tersebut secara klasik memang sering terdampak banjir dalam kondisi curah hujan dengan intensitas tinggi.
Kedua kawasan tersebut selain menjadi penghubung atau masuk jalur transportasi masyarakat, juga masuk dalam jalur transportasi mobilitas barang dan jasa, khususnya berkaitan dengan komoditas pertanian, peternakan, dan pariwisata kawasan Bandung Selatan.
Acuviarta berharap banjir yang melanda kawasan Bandung Selatan tersebut jangan sampai menjadi pemicu adanya kenaikan harga-harga komoditas, termasuk dampaknya terhadap aktivitas pertanian masyarakat.