Pertanian, Produksi Padi Naik, Biaya Pupuk Hemat, dan Lingkungan Sehat, Melalui Pengelolaan Limbah Jerami

- 18 Oktober 2022, 11:08 WIB
Jerami padi yang sudah diolah menjadi pupuk, dan hasil yang tampak pada lahan pertanian padi di Pabuaran Subang, Jawa Barat.
Jerami padi yang sudah diolah menjadi pupuk, dan hasil yang tampak pada lahan pertanian padi di Pabuaran Subang, Jawa Barat. /dok Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR –  Peningkatan produksi padi usaha pertanian secara ramah lingkungan menciptakan hemat biaya pupuk dan lingkungan sehat, memanfaatkan limbah jerami dilakukan di Jawa Barat.

Pada usaha pertanian, produksi padi naik dapat diraih walau biaya pupuk hemat dan lingkungan sehat, melalui pengelolaan limbah jerami padi.

Jerami padi aslinya merupakan aset mahal bagi petani padi, jika sudah diolah juga bernilai ekonomis, selain dibuat pupuk organik, juga dijual untuk pakan ternak, serta bahan media tumbuh usaha budidaya jamur.

Baca Juga: Peluang Usaha, Hewan Kelabang Alias Lipan Laku Dijual Ekspor, Keuntungan Fantastis, Kata Kementerian Pertanian

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikutura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, di Bandung, Selasa, 18 Oktober 2022 menyebutkan, sedang terus dilakukan pada lahan-lahan pertanian di Jawa Barat adalah memulihkan kesuburan tanah.

Salah satu langkah dilakukan, adalah pemanfaatan limbah jerami, terutama pada sentra produksi padi di utara Jawa Barat.

Dicontohkan, para petani di utara Jawa Barat masih suka membakar jerami, karena menganggap hanya sampah bekas panen.

Baca Juga: Perkebunan, Tanaman Teh Ditanam di Pekarangan Membuat Rumah Sejuk dan Banyak Air, Cocok di Bandung

“Padahal, jerami padi bermanfaat dibuat pupuk organik, dengan tiga manfaat, yaitu memulihkan kesuburan tanah, menghemat biaya pupuk, serta dapat menjadi tambahan pendapatan petani,” ujar Dadan Hidayat.

Berlatar manfaat itu, pemanfaatan jerami padi untuk menciptakan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi digenjot.

Yayat Ruhiyat, selaku pengelola tanaman pangan dan hortikultura di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, menyebutkan, bahwa di Jawa Barat, jumlah jerami yang dihasilkan sekitar 13.670.360 ton (nisbah jerami 2:3) dan jumlah pupuk organik/kompos yang dihasilkan sebanyak 6.835.180 ton (nisbah pupuk organik/kompos 1:2).

Baca Juga: Pertanian Jawa Barat Genjot Bahan Ramah Lingkungan untuk Efisiensi dan Dampak Kenaikan Harga BBM

“Dari jumlah jerami dengan dijasikan pupuk organik kompos, di Jawa Barat dapat dihasilkan ketersediaan pupuk NPK sebanyak 931.430 ton,” ujar Yayat Ruhiyat.

Disebutkan, perhitungan itu berdasarkan nisbah pupuk NPK adalah satu ton kompos jerami mengandung 136,27 kg NPK).

Melalui pengelolaan jerami yang baik dan benar, secara tidak langsung dapat mengurangi emisi gas beracun (gas rumah kaca).

Baca Juga: Kelautan, Budidaya Rumput Laut, Waspada Penyakit Bulu Kucing dan Cara Pencegahan

Secara bertahap, produksi dapat meningkat melalui peningkatan bahan organik tanah, serta biaya usaha tani dapat berkurang.

Dari gambaran tersebut, untuk mengoptimalkan pengelolaan jerami, perlu didukung pihak pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai desa/kelurahan, tampaknya perlu menerbitkan peraturan terkait pengelolaan jerami di tingkat lapangan.

Baca Juga: Budidaya Ikan Nila, Ini Pakan Dedaunan Mengatasi Susah Makan Sehingga Cepat Besar

Pemerintah juga dapat menerbitkan kebijakan pengelolaan jerami sebagai sumber pupuk melalui banyak program dan kegiatan oleh seluruh unsur terkait.

Melaksanakan demarea skala luas untuk meyakinkan petugas dan petani di lapangan.

Serta, melakukan penelitian yang lebih mendalam terkait ketersediaan jumlah jerami per hektar, kandungan bahan organik, dan cara-cara yang lebih efisien dan efektif dalam pembuatan pupuk organik/kompos dari bahan jerami.  ***

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah