Investasi 600 Triliyun di Sumatera Selatan Bisa Turun, Bila Cadangan Gas Sumsel Tak Dijual Lagi ke Singapura

- 26 Agustus 2022, 15:10 WIB
Sunarto Ponirin bicara investasi 600 triliyun di Sumsel bila gas tak lagi dijual ke Singapura
Sunarto Ponirin bicara investasi 600 triliyun di Sumsel bila gas tak lagi dijual ke Singapura /dok pribadi

 

DESKJABAR- Cadangan gas di Sumatera Selatan (Sumsel) selama ini dijual ke Singapura, padahal di Indonesia sendiri sangat dibutuhkan.

Diharapkan pada tahun depan tidak lagi dijual ke Singapura tapi dikelola untuk kebutuhan negeri sendiri dan ini pun kalau begitu akan membuka lapangan kerja.

Harapan tersebut diungkapkan Direktur PT Montreal Refinery Petrochemical Indonesia (MRPI) proyek Tanjung Api Api Sumsel Sunarto Ponirin terkait akan berakhirnya kontrak penjualan migas dari Sumsel ke Singapura pada September 2023.

Baca Juga: 10 Destinasi Wisata Romantis di Bogor Favorite Pasangan Muda, Cocok untuk Honeymoon Pengantin Baru

PT MRPI pun siap untuk berinvestasi sebagai bentuk semangat membangun Sulsel, membangun negeri.

Menurut Sunarto Ponirin, investasi yang akan dikucurkan miniman Rp 600 triliyun.

Pemegang saham nya teridiri dari PT ABINTARA (PMDM) 5 persen, Montreal Energy Hongkong 95 persen.

Di dalam Montreal Energy pemegang sahamnya ada Synfuels China 80 persen dan investor Hongkong 20 persen.

"Seratus persen swasta murni, kami minta dukungan ke masyarakat SUmsel agar gas selama ini dari Sumsel dijual ke Singapura, tahun depan jangan dijual lagi karena ini kan membuka lapangan kerja," ujar Sunarto Ponirin, Jumat 26 Agustus 2022.

Sunarto menjanjikan bawah ada satu teknologi baru merubah gas menjadi minyak. Intinya kita menginvestasi disini di Tanjung Api Api Sumsel dengan mengutamakan tenaga kerja sekitar lokasi.

Dijelaskan Sunarto bahwa pihaknya akan membukin pabrik yang memproses gas menjadi bahan bakar minyak dan menjadi petrokimia dan sampai turunannya. Seperti sampai baju, plastik, bahan baku obat.

Menurutnya bila sudah tidak ada halangan tahun depan pihaknya sudah siap pancang di laut, bangunannya satu kilometer dari darat untuk area bisa semaksimal mungkin.

"Kalau pabrik itu sudah buffer zone (zona penyangga), nah kalau produknya nanti petrokimia ini bermacam macam," ujarnya.

Dia pun merinci salah satu produknya antara lain bahan bakar minya, euro5, nah standar turbo pemasaran akan diserahkan kepada Pertamina dengan sistem pembayaran konsinyasi.

Baca Juga: 5 Cafe Outdoor Paling Instagramable di Bogor Menawarkan Pengalaman Makan Yang Luar Biasa

Sunarto menuturkan seharusnya gas tersebut tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran, Sumsel cadangan gasnya cukup besar cuma belum dieksplorasi dan diproduksi.

Dijelaskan SUnarto, Sumsel saat ini 400 mm per hari ke SIngapura sudah hampir lebih dari 20 tahun. Kontrak September 2023 ini habis. Berapa banyak gasnya kita bangun.

50 tahun cadangan gas tidak akan habis sehingga berencana bakal investasikan lima kali lebih besar dari Bontang.

"Kita bikin kotamadya sendiri, kita ingin membangun Sumsel. Kalau soal cadangan gas, Natuna, Aceh juga besar," ujarnya.

Lebih jauh menjelaskan bahwa Sumsel juga adalah industri kota baru pilihan utama. Papua Lhokseumawe dan Sabang Aceh, Kalimantan Utara dan Tengah.

Pihaknya fokus di Sumsel kita bikin industri kota baru bisa dibayangkan berapa banyak tenaga kerja yang akan terlibat di Sumsel.

Ini Izinnya sudah keluar, tinggal minta dukungan ke masyarakat Sumsel," katanya.

MRPI proyek Tanjung Api Api Sumsel nantinya akan menghasilkan BBM kepada Pertamina/PGN dengan sistem pembayaran konsinyasi dengan mata uang rupiah atau RMB.
Keuntungannya harus lebih murah dari pada harga impor.

Menurut Sunarto, sumber gas untuk bahan baku dari lapangan gas yang ada di Indonesia diharapkan kerjasama dengan PGN/Pertamian sebagai transporter gas melalui pipa PGN juga sebagai trader gasnya.

Baca Juga: Apa Saja Kode Redeem FF Hari Ini? SG2 dan Reward Keren Lainnya Menantimu Slur

Pola pembiayaan investasi dan pembangunan selama masa pembanguna kontraktor pelaksana diberikan Bank Garansi dari Bank HSBC Shanhai, Bank Garansi bisa dicairkan.

Lalu jaminan modal kerja sampai 90 persen dari nilai Bank Garasinya dari Bank yang sama dengan bank penerbit, tanpa ada jaminan tambahan.***

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah