DESKJABAR – Di tengah masih berjuangnya usaha teh Indonesia, khususnya Jawa Barat untuk mempertahankan usahanya, muncul segmen lain yang pasarnya sedang bagus, yaitu dari teh sinensis.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, kepada DeskJabar, Minggu, 28 Maret 2021 menyebutkan, teh sinensis kembali popular pasarnya di Eropa sejak tahun 2020 lalu.
“Tampaknya karena cita rasanya lebih mengena bagi para konsumen, terutama disukai di Eropa Timur. Tapi, untuk di Indonesia juga bagus untuk perkenalkan bagi para konsumen, untuk memunculkan kembali gairah minum teh,” ujar Hendi Jatnika.
Baca Juga: Ini Sinopsis Drakor Snowdrop yang Dibintangi Jisoo BLACKPINK
Disebutkan, permintaan teh sinensis sangat banyak dari Eropa Timur. Di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, hanya beberapa unit perkebunan yang kembali mengusahakan tanaman teh sinensis.
Khusus untuk teh sinensis yang diusahakan oleh petani, menurut Hendi Jatnika, yang sedang pasarnya menonjol adalah dari Takokak, Cianjur.
Lokasi kebun
Dalam catatan DeskJabar, selain di perkebunan besar seperti Perkebunan Gambung dan Perkebunan Citambur, tanaman teh sinensis juga diusahakan sejumlah petani teh Ciwidey arah ke Gununghalu yaitu teh sinensis pucuk merah (Kabupaten Bandung), Cibinong dan Takokak (Cianjur) teh sinensis pucuk hijau dan pucuk merah.
Baca Juga: Drakor Snowdrop yang Dibintangi Jisoo BLACKPINK Terancam Dibatalkan Juga, Ini Alasannya
Dari pengamatan DeskJabar dari areal-areal tanaman teh yang mengusahakan teh jenis sinensis, jika diamati, bentuk tanaman teh jenis sinensis ukuran daunnya lebih kecil dan agak tebal dibandingkan jenis assamica yang rata-rata daunnya lebar dan lebih tipis.
Dari sejarahnya, teh sinensis merupakan jenis tanaman teh yang paling awal masuk ke Hindia Belanda menjelang akhir abad ke-19 lalu.
Namun kemudian, pada awal abad ke-20 penggunaan teh sinensis digantikan jenis assamica. Sebab, jenis assamica lebih cepat berproduksi dan produksi pucuknya lebih banyak.
Produksi teh jenis assamica merupakan tanaman-tanaman teh yang paling sering kita lihat dari umumnya areal perkebunan teh di Indonesia.
Lain halnya tanaman teh sinensis, kembali muncul dalam skala bisnis sejak sekitar tahun 2016 dan produksinya mulai diperoleh tahun 2019-2020. ***