- Terdapat bintik putih
- Ikannya tampak sulit bernafas
- Berenangnya lemah
- Terjadi pendarahan pada ginjal, hati, dan limpa.
Namun, situasi resiko penyakit pada ikan lele yang diusahakan secara polikultur ini, sebenarnya dapat dicegah.
Ada pun caranya, adalah :
- Menjaga kualitas air
- Penyuntikan dengan Terranicyne 25-30 miligram (3x1 hari)
- Perendaman pada ikan menggunakan larutan formalin 25 ml/m3 air dan larutan Oxalete 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam.
Sistem bioflok
Sementara itu Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Ikhsan Kamil, menyarankan pola budidaya ikan lele dengan sistem bioflok.
Manfaatnya, dimana sistem pemeliharaan ikan lele dengan metode menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah limbah di media pemeliharan budidaya lele itu sendiri.
Juga dapat membantu proses pencernaan sehingga metabolisme ikan lele dapat berjalan secara optimal.
Untuk menumbuhkan mikroorganisme tersebut dapat dipacu dengan mengkultur bakteri non patogen atau probiotik, serta menggunakan aerator dalam kolam untuk menyuplai oksigen sekaligus sebagai pengaduk air di dalam kolam.
“Budidaya sistem bioflok ini sangat menguntungkan dibandingkan teknologi konvensional, produktivitas bioflok bisa mencapai 5 hingga 6 kali lebih besar,” ujarnya.