DESKJABAR - Berkurangnya arus barang masuk ke Indonesia atau impor untuk proses produksi pada 2020, akan mengganggu kegiatan konsumsi yang selanjutnya memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada 2021 secara langsung. Hal ini karena konsumsi memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB.
“Kami berkomitmen memperbaiki tata kelola arus barang yang masuk ke Indonesia agar kembali normal atau lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujar Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021 yang disiarkan secara virtual, Jumat 29 Januari 2021.
Mengutip dari Antara, Lutfi memastikan, 72,9 persen dari barang impor itu dapat melayani industri nasional dengan baik.
Baca Juga: Ingin Dana Insentif Daerah Cair, Mendagri Pasang Syarat kepada Pemerintah Daerah, Ini Syaratnya
Jika industri siap, maka sisi konsumsi juga harus disiapkan dengan berbagai insentif, baik dalam bentuk finansial maupun kepercayaan terhadap pasar agar mau terus membeli.
Untuk itu menurut Muhamad Lutfi, struktur produksi dan konsumsi dalam negeri perlu perbaikan karena penurunan impor yang terjadi pada 2020.
Hal itu juga sekaligus mengindikasikan pelemahan sektor produksi barang yang dikonsumsi di dalam negeri, mengingat 72,9 persen impor Indonesia adalah bahan baku dan barang penolong.
Untuk itu, Kemendag berkomitmen untuk terus berupaya memperbaiki struktur produksi dan konsumsi dalam negeri, mengingat hal tersebut penting dilakukan karena produksi dan konsumsi merupakan komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi.