Fintech Syariah Dorong Indonesia Sebagai Pusat Produsen Halal Dunia, Ini Penjelasannya

- 21 Januari 2021, 07:53 WIB
Ilustarsi Fintech./DOK. PR
Ilustarsi Fintech./DOK. PR /

Manfaatkan momentum
Rencana merger tiga bank syariah, yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BRI Syariah (BRIS) dan Bank BNI Syariah (BNIS), menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI), menurut Lutfi, menjadi angin segar bagi fintech syariah.

Baca Juga: Fulham vs Manchester United, Paul Pogba Tentukan Timnya Kembali ke Puncak Klasemen

"Dengan bank syariah merger, berarti infrastruktur bank syariah juga bisa digunakan untuk fintech syariah," ujar Lutfi.

Selain itu, fakta bahwa Indonesia saat ini adalah negara terbesar di Asia Tenggara dengan pengguna e-commerce terbesar juga sangat mendukung tumbuhnya fintech syariah.

"Artinya, e-commerce ini adalah tempat kumpulnya masyarakat yang sudah mengadopsi teknologi, yang sudah berbelanja online," kata Lutfi.

Baca Juga: Presiden Joe Biden Gerak Cepat, Keluarkan 17 Perintah, Langkahnya Dipuji Sekjen PBB

Penyelenggaraan teknologi finansial juga bertumbuh besar, dengan 34 fintech pada 2017, meningkat menjadi 88 fintech pada 2018, dan meledak sebanyak 160 fintech pada 2019.

Jumlah dana yang disalurkan peer to peer landing, khususnya, juga meningkat dari Rp2,5 triliun pada 2017, menjadi Rp24 triliun pada 2018, hingga Rp73 triliun pada 2020.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga dinilai sangat dinamis, yang hingga saat ini telah mengeluarkan tiga peraturan fintech, yaitu fintech peer to peer landingfintech equity crowdfunding dan fintech inovasi keuangan digital.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Sepakbola TVRI 22 Januari 2021 : Coppa Italia : Lazio vs Parma

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah