Ekspor Kopi Jawa Barat Tetap Berjalan, Banyak Konsumen yang "Kecanduan"

30 Oktober 2020, 11:00 WIB
Ekspor kopi arabika Jawa Barat ke Malaysia dan Taiwan /Dok Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia Jawa Barat

DESKJABAR – Ekspor kopi asal Jawa Barat ke sejumlah negara Asia tetap berjalan selama pandemi Covid-19 ini.  Fenomena tersebut menjadikan peluang bagi membaiknya kembali pemasaran hasil panen petani kopi asal daerah ini.

Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Barat, Iyus Supriatna, di Bandung, kepada DeskJabar, Jumat, 30 Oktober 2020 menyebutkan, diantara pasar sejumlah negara Asia yang selalu meminati kopi asal Jawa Barat, misalnya Taiwan dan Malaysia.

Bahkan, katanya, ekspor kopi asal Jawa Barat sudah dilakukan sejak September 2020 lalu. Padahal saat itu kondisi pada sejumlah negara masih terbayangi pembatasa aktivitas, karena masih terjadinya pandemi Covid-19.

“Tampaknya, fenomena ini lebih disebabkan, masyarakat sejumlah negara sudah ‘kecanduan’ kopi asal Jawa Barat, yang dikenal sebagai kopi Java Preanger,” ujar Iyus Supriatna.

Sementara itu terkait menguatnya kembali mata uang Dolar AS akibat kondisi lockdown di Eropa dan jatuhnya sejumlah bursa, menurut Iyus Supriatna, belum berpengaruh kepada bisnis kopi asal Jawa Barat.

Disebutkan, sebab sejumlah kopi asal Jawa Barat sudah memperoleh kontrak ekspor sampai Desember 2020. Bahkan, kini ada fenomena, kopi asal Jawa Barat sedang ngetop di Malaysia.

Baca Juga: 6 Cara Minum Kopi yang Benar dan Sehat, Jangan Disruput Sore HariBaca Juga: Cegah Penyakit Karat Daun Saat Investasi Berkebun Kopi, Ini Caranya Baca Juga: Pandemi Virus Corona, Kopi Commercial Banyak Peminatnya

Manfaatkan peluang

Sementara itu, pemilik bisnis kopi Frinsa Pangalengan, kabupaten bandungm Wildan Mustofa, menyebutkan, ada fenomena baru pula dalam bisnis kopi asal Jawa Barat pada masa pandemi Covid-19 ini.

Ternyata, katanya, sejumlah penbeli berani membayar dimuka untuk memperoleh jaminan pasokan kopi asal Jawa Barat.

Khusus ekspor kopi, menurut Wildan Mustofa, sampai akhir Oktober 2020 ini, para pembeli masih tertuju pembelian kepada Jawa Barat. Bagi mereka yang masih memiliki peluang ekspor, bias memanfaatkan semaksimal mungkin.

Sebab, kata Wildan Mustofa, bahwa pada November 2020, giliran masa produksi kopi di Sumatra Utara yang sedang musim panen. Siklusnya memang sering terjadi seperti itu.

Namun jika mereka kemudian mengalami kekurangan pasokan untuk memenuhi ekspor, biasanya juga memesan lagi ke Jawa Barat. Dalam kondisi ini, keberadaan sistem pergudangan kopi di Jawa Barat akan sangat membantu. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler