Petani Perkebunan Karet di Garut, Peroleh Penyuluhan Cara Meningkatkan Produktivitas

14 Agustus 2023, 07:43 WIB
Sejumlah petani karet di Malangbong, Garut, Jawa Barat memperoleh penyuluhan cara meningkatkan produktivitas. /dok PT Bina Mitra Agro

DESKJABAR – Sejumlah petani perkebunan karet di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, memperoleh penyuluhan cara meningkatkan produktivitas. Langkah tersebut merupakan salah satu cara meningkatkan hasil pendapatan usaha dari usaha perkebunan karet.

 

Sejumlah petani karet tersebut, tergabung pada perkebunan karet rakyat mitra pabrik karet PT Bina Mitra Agro (BMA) di Cilampuyang, Malangbong, Garut. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan PT BMA menghadirkan PT Atthaya Kemi Mandiri untuk meningkatkan kualitas produk olahan karet rakyat, Sabtu, 12 Agustus 2023.

Usaha perkebunan karet digenjot produktivitas sebagai upaya memperoleh penghasilan lebih baik. Sebab, komoditas karet alam sebenarnya masih bagus di pasaran dan kebutuhannya tinggi. Usaha perkebunan Indonesia harus menggenjot produksi untuk memenuhi kebutuhan dari pabrik karet.

Baca Juga: HUT RI ke-78/2023, PTPN VIII Gelar Lomba Petik Teh dan Menyadap Karet di Perkebunan

Latar belakang

Komisaris PT Bina Mitra Agro, Acep Munandar mengatakan, salah satu latar belakang penyuluhan tersebut, karena selama ini para petani karet baru sebagian yang mampu meningkatkan produktivitas.

Disebutkan, para petani karet di Cilampuyang, didorong menggunakan asam semut. Tujuannya, agar menghasilkan bokar (bongkah karet rakyat) menjadi lebih bagus secara produktivitas dan kualitas.

Menurut Acep Munandar, selama ini masih banyak petani karet di Indonesia menggunakan TSP, sehingga kurang bagus untuk kualitas bokar. Dampaknya, bokar petani karet tidak memenuhi standar kualitas karet Indonesia dan internasional.

 

Menurut Acep Munandar, salah satu penyebab rendahnya harga bokar diterima petani perkebunan karet, karena kualitas bokar yang tidak memenuhi standar. “Dengan didorong dapat menghasilkan kualitas bokar yang memenuhi standar, menjadikan petani karet memperoleh peluang harga lebih baik,” ujarnya.

Sebagai gambaran, usaha perkebunan karet rakyat di Cilampuyang binaan PT Bina Mitra Agro, juga melakukan usaha tumpeng sari dengan tanaman kopi robusta. Dengan cara itu, para petani karet menjadi memperoleh penghasilan usaha berganda.

 Baca Juga: Bisnis Karet Alam Pasarnya Bangkit, Indonesia Harus Mampu Mengatasi Kondisi Ini di Perkebunan

Upaya pemerintah

Sementara itu, Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan bertemu Ketua Parlemen Thailand, melakukan pembicaraan dengan Ketua Parlemen Thailand, Wan Muhammad Noor Mathadi, di Jakarta, sebagai upaya mendorong perbaikan harga karet alam.

Pihak Thailand dan Indonesia yang merupakan produsen karet terbesar dunia berupaya mengatasi situasi  dan kondisi  yang  kurang  lebih  sama  akibat  harga  karet  alam  dunia  yang  terus  berfluktuasi  selama  10 tahun terakhir.

Sebagai gambaran, per 9 Agustus 2023, harga karet mencapai USD 1,3per kg. Kondisi pasar karet dunia yang  mengalami penurunan  produksi, salah  satunya  akibat  penyakit  gugur  daun  sehingga belum mampu  mendorong  harga  ke  tingkat  yang  remuneratif. 

 

Selain penurunan  harga, tekanan  dari konsumen terus    berlanjut, terutama dengan pemberlakuankebijakan European    Union Deforestation-free   Regulation (EUDR) dari   Uni   Eropa   yang berpotensiturut mempengaruhi perdagangan karet alam.

Mendag Zulkifli Hasan menyebutkan, pertemuan bilateral ini menjadi momentum menguatkan hubungan   bilateral   Indonesia   dan   Thailand, khususnya   dalam mengatasi   tantangan   dan meningkatkan  harga  karet.

Baca Juga: Usaha Perkebunan Karet Ada Harapan Pulih dari Penyakit Gugur Daun Karet, Kini Ada Inovasi Teknologi

Rendahnya  harga  karet  akan  berdampak  terhadap  ketersediaan  karet alam di masa depan karena mendorong petani karet untuk alih komoditas. Sejatinya, harga karet yang yang terlalu rendah akan menurunkankesejahteraan petani.

“Bila hal ini  terjadi  secara  berlarut,  dikhawatirkan  sektor komoditas karet  akan  ditinggalkan. Kolaborasi negara-negara   produsen   karetterbesar,   Thailand,   Indonesia,   dan   Malaysia   yang tergabung  dalam International  Tripartite  Rubber  Council (ITRC) diperlukan.Untukmemperkuat posisi,ITRC menggandeng negara  eksportir  karet  lain  seperti Vietnam, dan Filipina, bersamamemperjuangkan peningkatan harga karet," ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Bersama  Thailand  dan  Malaysia,  Indonesia  bergabung  dalam  kerja  samaITRC yang  memiliki kontribusi  58  persen  dari  produksi  karet  alam  dunia.ITRC berkomitmen  menjaga  stabilitas  harga karet alam di tingkat yang menguntungkan bagi petani serta menjaga permintaan dan penawaran karet alam dunia. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler