DESKJABAR – Sejumlah petani perkebunan karet di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, memperoleh penyuluhan cara meningkatkan produktivitas. Langkah tersebut merupakan salah satu cara meningkatkan hasil pendapatan usaha dari usaha perkebunan karet.
Sejumlah petani karet tersebut, tergabung pada perkebunan karet rakyat mitra pabrik karet PT Bina Mitra Agro (BMA) di Cilampuyang, Malangbong, Garut. Penyuluhan dan sosialisasi dilakukan PT BMA menghadirkan PT Atthaya Kemi Mandiri untuk meningkatkan kualitas produk olahan karet rakyat, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Usaha perkebunan karet digenjot produktivitas sebagai upaya memperoleh penghasilan lebih baik. Sebab, komoditas karet alam sebenarnya masih bagus di pasaran dan kebutuhannya tinggi. Usaha perkebunan Indonesia harus menggenjot produksi untuk memenuhi kebutuhan dari pabrik karet.
Baca Juga: HUT RI ke-78/2023, PTPN VIII Gelar Lomba Petik Teh dan Menyadap Karet di Perkebunan
Latar belakang
Komisaris PT Bina Mitra Agro, Acep Munandar mengatakan, salah satu latar belakang penyuluhan tersebut, karena selama ini para petani karet baru sebagian yang mampu meningkatkan produktivitas.
Disebutkan, para petani karet di Cilampuyang, didorong menggunakan asam semut. Tujuannya, agar menghasilkan bokar (bongkah karet rakyat) menjadi lebih bagus secara produktivitas dan kualitas.
Menurut Acep Munandar, selama ini masih banyak petani karet di Indonesia menggunakan TSP, sehingga kurang bagus untuk kualitas bokar. Dampaknya, bokar petani karet tidak memenuhi standar kualitas karet Indonesia dan internasional.
Menurut Acep Munandar, salah satu penyebab rendahnya harga bokar diterima petani perkebunan karet, karena kualitas bokar yang tidak memenuhi standar. “Dengan didorong dapat menghasilkan kualitas bokar yang memenuhi standar, menjadikan petani karet memperoleh peluang harga lebih baik,” ujarnya.
Sebagai gambaran, usaha perkebunan karet rakyat di Cilampuyang binaan PT Bina Mitra Agro, juga melakukan usaha tumpeng sari dengan tanaman kopi robusta. Dengan cara itu, para petani karet menjadi memperoleh penghasilan usaha berganda.
Baca Juga: Bisnis Karet Alam Pasarnya Bangkit, Indonesia Harus Mampu Mengatasi Kondisi Ini di Perkebunan
Upaya pemerintah
Sementara itu, Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan bertemu Ketua Parlemen Thailand, melakukan pembicaraan dengan Ketua Parlemen Thailand, Wan Muhammad Noor Mathadi, di Jakarta, sebagai upaya mendorong perbaikan harga karet alam.
Pihak Thailand dan Indonesia yang merupakan produsen karet terbesar dunia berupaya mengatasi situasi dan kondisi yang kurang lebih sama akibat harga karet alam dunia yang terus berfluktuasi selama 10 tahun terakhir.
Sebagai gambaran, per 9 Agustus 2023, harga karet mencapai USD 1,3per kg. Kondisi pasar karet dunia yang mengalami penurunan produksi, salah satunya akibat penyakit gugur daun sehingga belum mampu mendorong harga ke tingkat yang remuneratif.
Selain penurunan harga, tekanan dari konsumen terus berlanjut, terutama dengan pemberlakuankebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) dari Uni Eropa yang berpotensiturut mempengaruhi perdagangan karet alam.
Mendag Zulkifli Hasan menyebutkan, pertemuan bilateral ini menjadi momentum menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan Thailand, khususnya dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan harga karet.
Baca Juga: Usaha Perkebunan Karet Ada Harapan Pulih dari Penyakit Gugur Daun Karet, Kini Ada Inovasi Teknologi
Rendahnya harga karet akan berdampak terhadap ketersediaan karet alam di masa depan karena mendorong petani karet untuk alih komoditas. Sejatinya, harga karet yang yang terlalu rendah akan menurunkankesejahteraan petani.
“Bila hal ini terjadi secara berlarut, dikhawatirkan sektor komoditas karet akan ditinggalkan. Kolaborasi negara-negara produsen karetterbesar, Thailand, Indonesia, dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) diperlukan.Untukmemperkuat posisi,ITRC menggandeng negara eksportir karet lain seperti Vietnam, dan Filipina, bersamamemperjuangkan peningkatan harga karet," ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Bersama Thailand dan Malaysia, Indonesia bergabung dalam kerja samaITRC yang memiliki kontribusi 58 persen dari produksi karet alam dunia.ITRC berkomitmen menjaga stabilitas harga karet alam di tingkat yang menguntungkan bagi petani serta menjaga permintaan dan penawaran karet alam dunia. ***