Panen Cengkeh 2023 Jawa Barat Diprediksi Minim dari Perkebunan Rakyat, Tapi Kebutuhan Meningkat

19 Mei 2023, 09:29 WIB
Masa panen cengkeh 2023 di Jawa Barat diprediksi minim dari usaha perkebunan rakyat daerah ini, tetapi kebutuhan dunia meningkat. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Masa panen cengkeh 2023 di Jawa Barat diprediksi minim dari usaha perkebunan rakyat daerah ini, tetapi kebutuhan dunia meningkat. Kalangan petani cengkeh Jawa Barat melihat bahwa masa panen raya menjadi melambat, dan terjadi situasi produksi tidak merata pada tahun 2023 ini.

Di Indonesia pada Me 2023 ini seharusnya sudah menjelang masa panen raya cengkeh yang biasa diperoleh Juni sampai Oktober. Namun pada sejumlah perkebunan rakyat di Indonesia, khususnya di Jawa Barat sedikit terlihat tanaman cengkeh akan panen.

Ada pula gambaran kebutuhan cengkeh dunia yang terus meningkat selama sepuluh tahun pada tahun 2023 sampai 2033. Pada berita ini juga ada gambaran pasar dari lembaga riset lembaga dunia. 

Baca Juga: Panen Cengkeh Jawa Barat 2023, Ini Gambaran Harga Mei, Bisnis Komoditas Perkebunan Tersebut

Gambaran produksi cengkeh

Pada pengamatan oleh DeskJabar, misalnya di Kabupaten Bandung Barat, malah ada sebagian populasi pohon cengkeh pada perkebunan  rakyat belum menunjukan tanda-tanda ada bunga pada Mei 2023 ini. Padahal, biasanya pohon-pohon yang sama selalu bagus produksi cengkehnya.

 

Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Jawa Barat, Suherman, pada Kamis, 18 Mei 2023 malam, menyebutkan, sekarang sudah menjelang empat tahun, belum terlihat ada tanda-tanda akan panen raya cengkeh. Padahal, biasanya panen raya cengkeh berlangsung setiap tiga tahun sekali.

Disebutkan, pasca terjadinya pandemi Covid-19 lalu, ada situasi dimana baru tahun 2023 ini muncul bunga cengkeh. Itu pun baru pada pohon-pohon berumur 7 sampai 26 tahun, dimana produksinya tidak rata. Bahkan, pohon umur di atas 30 tahun tidak muncul bunga.

“Jadi, untuk tahun 2023 ini, bukan panen raya, tetapi panen biasa yang cenderung disebut ‘panen piit’,” terang Suherman.

 Baca Juga: Di Subang dan KBB, Perkebunan Cengkeh Masih Andalan, Ada Manfaat Lingkungan Hidup

Namun Suherman memprediksi, mungkin baru tahun 2024, panen raya cengkeh baru kembali bisa diperoleh, dengan catatan iklim yang menunjang, yaitu tidak terlalu banyak hujan.

Disebutkan Suherman, dari 14 kabupaten/kota yang memberikan informasi, ada sepuluh 10 kabupaten mengalami. Jadi, menurut ilmu strategis dianggap semuanya dan kenyataanya benar pohon yang tua sudah kurang produktif.

Dari kondisi ini, selain usia tanaman, juga tampak penyebab akan minimnya panen cengkeh di Jawa Barat lebih disebabkan dampak perubahan iklim. Sebab, hujan di Jawa Barat yang menjadi banyak selama beberapa waktu terakhir.

 Baca Juga: Pasar Cengkeh Tumbuh di Tahun 2023, Gairahkan Perkebunan Rakyat dan Lingkungan Hidup

Faktor lainnya, kata Suherman, adalah faktor pemupukan tanaman cengkeh. Seharusnya, pemupukan dapat ditingkatkan disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pada pohon-pohon cengkeh.

Disebutkan pula oleh Suherman, bahwa para bandar cengkeh sampai tahun 2023 ini masih sangat banyak di Jawa Barat. Lain halnya diantara para petani cengkeh, tradisi syukuran hasil panen cengkeh kini sudah mulai terlupakan, tampaknya karena kondisi.

Kebutuhan cengkeh dunia

Sementara itu, gambaran dari lembaga riset Future Market Insight menyebutkan, pasar cengkeh dunia pada tahun 2023 sampai 2033, diprediksi akan tumbuh 4,4 persen. Untuk pasar global, adalah Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Australia. 

Kebutuhan cengkeh dunia terus meningkat, karena semakin berkembang penggunaannya, yaitu bisnis kuliner, bumbu daging, bumbu perendam, dan aneka menu masakan lain. Pada dunia bisnis makanan, kebutuhan cengkeh menjadi semakin banyak dibutuhkan karena perkembangan selera konsumen.

Kebutuhan cengkeh yang meninggi lainnya, muncul dari industri minuman dan pangan, serta bisnis obat-obatan atau farmasi, kosmetik, parfum, pasta gigi, dll. ***

  

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara liputan

Tags

Terkini

Terpopuler