Pabrik Gula di Subang dan Cirebon Bakal Hidup Lagi ? Kementerian Pertanian Perluas Lagi Perkebunan Tebu

1 Agustus 2022, 12:12 WIB
Gerbang dan perkebunan tebu di Pabrik Gula (PG) Subang. /Google Maps

DESKJABAR – Kementerian Pertanian berupaya kembali memperluas perkebunan tebu di Indonesia. Jika berhasil, akan menggairahkan kembali industri gula nasional, dimana sub-sektor perkebunan termasuk rumpun pertanian.

Mungkinkah pabrik gula di Subang dan Cirebon bakal hidup lagi ? Apalagi Kementerian Pertanian kembali memperluas perkebunan tebu di Indonesia.

Informasi diperoleh dari Kementerian Pertanian, Senin, 1 Agustus 2022, disebutkan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa penanaman tebu di Indonesia akan ditambah 75.000 hektare.

Baca Juga: Perkebunan, Panen Tembakau Jawa Barat Diyakini Tetap Bagus di Sumedang, Majalengka, dan Pangandaran

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Jumat, 29 Juli 2022, melakukan olah tanah, tanam dan panen tebu di Desa Pasirbungur Kecamatan Purwada di Kabupaten Subang.

Kehadiran Menteri Pertanian di Subang itu, boleh jadi bisa ditebak-tebak, merupakan tanda-tanda akan menghidupkan kembali pabrik gula di Subang.

Sebagai catatan DeskJabar, bahwa pabrik gula di Jawa Barat kini tinggal dua unit yang beroperasi, yaitu PG Jatijutuh, Majalengka, dan PG Tersana Baru, Kabupaten Cirebon, yang semuanya dikelola PT PG Rajawali II.

Baca Juga: Di Majalengka, Burung Emprit Dikonsumsi, Wisata Alam dan Pengendalian Hama Pertanian Padi

Beberapa bulan lalu, pihak terkait di Jawa Barat menggabungkan operasional pabrik gula di Jawa Barat, dan “menidurkan” dua pabrik gula, yaitu PG Sindanglaut di Cirebon dan PG Subang, di Subang.

PG Subang produksinya digabungkan ke PG Jatitujuh, serta PG Sindanglaut produksinya digabungkan ke PG Tersana Baru.

Persoalan ketersediaan bahan baku menjadi latar belakang penggabungan produksi itu.

Baca Juga: Wisata di Perkebunan Karet, Instagramable, Cocok Healing dan Ngopi, di Garut dan Kabupaten Bandung Barat (KBB)

PG Subang yang sebenarnya memiliki HGU sendiri menghadapi persoalan lain.

Bekas lahan perkebunan tebu di Subang, sebagian arealnya sempat tidak diusahakan, sampai kemudian kini kembali diusahakan dimana panen tebu dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Sedangkan PG Sindanglaut seperti umumnya dialami di Cirebon, karena pasokannya hanya mengandalkan tebu rakyat.

Baca Juga: Perkebunan, PTPN VIII Gunakan CNG Sebagai Alternatif Bahan Bakar di Pabrik Pengolahan Teh

Apalagi di Cirebon terjadi rebutan kepentingan lahan, antara padi, tebu, dan jagung yang kini agresif, sebagai dampak banyak yang dialifungsikan.

Jumlah pabrik gula di Jawa Barat pernah ada delapan unit ketika perkebunan tebu dan pabrik gula di provinsi ini masih zaman dikelola PN Perkebunan XIV tahun 1970-an.

Karena perkembangan situasi, beberapa pabrik gula di Jawa Barat menjadi ditutup, terutama akibat kesulitan bahan baku, yaitu PG Kadhipaten, PG Jatiwangi, PG Gempol, dan PG Karangsuwung.  

Baca Juga: Wisata di Pangandaran, Liburan Sambil Menikmati Kopi Pangandaran dan Jejak Historis

Kembali kepada keterangan Menteri Pertanian, disebutkan bahwa Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada khususnya Menteri Pertanian dan Menteri BUMN ketika rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta beberapa waktu lalu untuk mempersiapkan berbagai langkah untuk memenuhi kebutuhan gula nasional sesegera mungkin.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan,  untuk mengejar kebutuhan gula konsumsi nasional, pihaknya sudah menyiapkan lima strategi.

Baca Juga: Perkebunan, Peluang dibalik Krisis Ekonomi Sri Lanka, Bisnis Teh Indonesia Bisa Mengisi Pasar

Strategi itu, adalah identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.

"Untuk memenuhi kekurangan 850.000 ton, kami akan melakukan penanaman lahan baru seluas 75.000 hektare dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai," ujarnya. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Kementan catatan DeskJabar

Tags

Terkini

Terpopuler