DESKJABAR – Usaha perkebunan tembakau di Jawa Barat diprediksi tetap mengalami kualitas bagus pada sejumlah lokasi, misalnya Sumedang, Majalengka, dan Pangandaran.
Walau penanaman tembakau di Jawa Barat kini banyak yang muncur sebagai dampak perubahan iklim, namun diyakini pada cukup banyak tempat hasilnya tetap bagus.
Pada sejumlah tempat di Sumedang, Majalengka, Garut, dan Pangandaran, kelompok tani tembakau agresif memberikan perlakuan biopestisida cair agensi pengendali hayati pada tanaman tembakau berumur 1 bulan.
Kepala Balai Perlindungan Perkebunan (BPP) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dani Daya Wiguna, di Bandung, Kamis, 28 Juli 2022 mengatakan, penggunaan agensi pengendali hayati (APH) semakin banyak diminati masyarakat petani pekebun di Jawa Barat, termasuk usaha tembakau.
Disebutkan, bahwa BPP Dinas Perkebunan Jawa Barat agresif melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada kelompok petani pekebun, termasuk petani tembakau.
Menurut Dani Daya Wiguna, para petani pekebun itu ada karakter lebih suka praktek. Banyak minat dapat membuat sendiri biopestida cair agensi pengendali hayati, terutama di kawasan pelosok.
Baca Juga: Perkebunan, PTPN VIII Gunakan CNG Sebagai Alternatif Bahan Bakar di Pabrik Pengolahan Teh
Khusus tanaman tembakau, Dani Daya Wiguna menunjukan, hasil penggunaan biopestisida cair agensi pengenali hayati ini hasilnya signifikan terhadap kualitas dan produktivitas tanaman tembakau di Jawa Barat.