Perkebunan, Disbun Jabar Optimalisasi Fisik Tanaman Kopi Menghadapi Kemarau 2022 di Bandung Barat

30 Maret 2022, 10:03 WIB
kopi asal Kelompok Tani Indocoffee yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani KSM Preanger Specialty, Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat /Dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Upaya optimalisasi kondisi fisik pada tanaman kopi menghadapi musim kemarau 2022 di Jawa Barat, dilakukan di Kabupaten Bandung Barat.

Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Barat melalui Bidang Pengembangan dan Perlindungan (Banglin) Perkebunan melakukan antisipasi kekeringan pada tanaman kopi di Jawa Barat.

Cara dilakukan, adalah melalui sosialisasi mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim pada tanaman kopi, di kelompok tani Indocoffee Desa Mekarwangi Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 29 Maret 2022.

 

Baca Juga: Perkebunan Teh Rakyat Jawa Barat Diarahkan Berkelanjutan Produktif di Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bandung

Perubahan iklim terjadi karena proses alam dan atau akibat kegiatan manusia secara terus menerus yang mengubah komposisi atmosfir dan tata guna lahan menyebabkan pemanasan global.

Kondisi demikian, disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang berlangsung dalam jangka waktu lama.

Dampak perubahan iklim dapat berupa peningkatan suhu udara, perubahan pola hujan, dan peningkatan kekeringan, dan serangan organisme penganggu tumbuhan (OPT) misalnya hama.

Baca Juga: Perkebunan, PTPN VIII Lakukan Right Sizing Kebun Teh Sebagai Solusi Efektivitas Pengelolaan Teh

 

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim dilakukan mitigasi dan adaptasi.

Mitigasi adalah upaya menurunkan emisi dan atau meningkatkan penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi.

Sedangkan adaptasi adalah kemampuan manusia, ternak dan tanaman atau organisme untuk menyesuaikan diri.

 

Baca Juga: Perkebunan, Produksi Minyak Kelapa Potensial Bangkit di Jawa Barat Mengatasi Kemelut Harga Minyak Sawit

Dengan menghadirkan narasumber Iswanto, fungsional POPT Ahli Madya yang juga Koordinator Gangguan Usaha, Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, Ditjenbun, serta Wawan Kurniawan, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail diwakili oleh Kepala Bidang Pengembangan dan Perlindungan (Banglin), Fajar Abdillah, mengatakan, kegiatan ini penting untuk menghadapi terjadinya perubahan iklim ini.

Fajar Abdillah, Kepala Bidang Pengembangan dan Perlindungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, (baju coklat jenas biru kedua dari kiri) pada kelompok tani Indocoffee Desa Mekarwangi Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 29 Maret 2022. Dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Disebutkan, Dinas Perkebunan Jawa Barat melalui dukungan dari Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, melaksanakan kegiatan penanganan dampak perubahan iklim.

Baca Juga: Perkebunan, Perang Rusia vs Ukraina, Ekspor Kopi Jawa Barat Tetap Bagus ke Banyak Negara

Kegiatan dimaksud, adalah mitigasi dan adaptasi meliputi pembangunan embung, penerapan budidaya tanaman yang baik sesuai teknis budidaya kopi, pembuatan rorak, pembuatan biopori, pembangunan pipanisasi dengan pemanfaatan panen air.

Sasaran dan ekspor

Juga dilakukan pemanfaatan pupuk organik berasal dari limbah kotoran ternak dan sisa tanaman dengan mengintegrasikan pemeliharaan hewan domba untuk pemanfaatan bahan dasar pupuk organik serta alat pengolah kompos.

“Sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim adalah memfasilitasi penanganan dampak perubahan iklim. Serta, pengurangan resiko kekeringan dalam mendukung peningkatan produksi dan produktiivitas tanaman kopi secara berkelanjutan,” ujar Fajar Abdillah.

Baca Juga: Kenangan Ramadhan di Garut, Kereta Api Si Gombar Sering Menjadi Hiburan Ngabuburit

Sedangkan kegiatan ini bertujuan yaitu penerapan model atau aplikasi teknologi adaptasi kekeringan pada tanaman kopi melalui demplot mitigasi, dan adaptasi kekeringan sub sektor perkebunan berlokasi di wilayah rawan kekeringan.

Fungsional POPT Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,  Mochamad Sopian Ansori, menyebutkan, upaya optimalisasi fisik tanaman kopi di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bandung Barat itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan musim kemarau panjang tahun 2022.

Apalagi, katanya, ekspor kopi asal Jawa Barat tetap berjalan, sehingga produksi harus tetap kontinyu dengan kondisi dan kualitas bagus. Musim kemarau disiasati dengan penyediaan air bagi tanaman kopi.

Baca Juga: Di Majalengka, Janda Kembang Pilih Tinggal Sendiri di Kuburan, Padahal Penghasilan Rp 25 Juta Per Bulan

Misalnya, kopi asal Desa Mekarwangi Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat ini akan diekspor ke Dubai, Uni Emirat Arab pada Agustus 2022.

Sebagai gambaran, kopi asal Kelompok Tani Indocoffee yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani KSM Preanger Specialty, Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2018 bekerjasama dengan Anomali Coffee Jakarta memenangkan penghargaan AVPA Silver Gourmet Product di pameran SIAL Paris, Perancis, pada 23 Oktober 2018.

Fasilitasi prasarana kegiatan berupa pembangunan embung, kandang ternak dan isinya serta rumah kompos dan peralatan pendukung kemudian pembuatan rorak di lahan perkebunan kopi milik petani.

Baca Juga: Pertanian, Mencuri Nanas pada Kebun di Subang, Bisa Lumpuh Enam Bulan, Mitos atau Fakta ?

Diharapkan melalui aplikasi model teknologi mitigasi dan adaptasi pada subsektor perkebunan perlu dilaksanakan di daerah.

Tujuannya, agar pembangunan perkebunan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan produktivitas dapat dipertahankan sehingga mampu mengurangi kehilangan hasil akibat dampak perubahan iklim.

Emisi karbon pada subsektor perkebunan dapat diminimalisir dengan pemanfaatan limbah perkebunan, mengintegrasikan dengan ternak (kebun-ternak), mengurangi atau menggantikan pemanfaatan pestisida dan pupuk kimia dengan organik, mengurangi penggunaan herbisida dan pemanfaatan pohon pelindung sebagai penyerap karbon (MSA). ***

 

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler