Menteri Perdagangan : Harga Cabe Rawit Kini Sudah Menurun, Tapi Dikhawatirkan Kemudian Menjadi Anjlok

15 Maret 2021, 18:42 WIB
Cabe rawit domba /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR - Kementerian Perdagangan menyebut, bahwa harga cabe rawit melambung, lebih disebabkan produksi anjlok karena kegagalan panen pada sentra-sentra produksi.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa kerusakan panen di sejumlah daerah memicu mahalnya harga cabe merah besar, cabe merah keriting, hingga cabe rawit merah.

“Kalau kita lihat, cabe merah naiknya double digit, terutama cabe rawit merah pada bulan lalu,” kata Mendag saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, dikutip Antara, Senin, 15 Maret 2021.

Baca Juga: DPR Mempertanyakan Badan Pangan Nasional yang Belum Terbentuk

Menurut Mendag, lonjakan harga yang terjadi pada cabai dipicu oleh kerusakan panen di beberapa wilayah penghasil cabe. Di Tuban, Kediri, Blitar, terjadi kerusakan panen kurang lebih 40 persen.

Tapi, di Wajo, Sulawesi Selatan, kerusakan panen cabai terjadi hingga kurang lebih 70 persen.

“Oleh karena itu, harga daripada cabe merah, cabe rawit merah, cabe merah keriting terjadi kenaikan harga yang stabil, tetapi tinggi,” tukas Mendag.

Sentra produksi

Namun demikian, Mendag mengatakan sentra cabai di Jawa Timur seluas 9.400 hektare (ha) akan memasuki masa panen. Beberapa di antaranya yakni di Blitar dengan luas 2.800 ha, Kediri 1.800 ha, Malang 1.800 ha, Tuban 3.000 ha, Jawa Barat 2.000 ha, Pandeglang 500 ha, Garut 500 ha, dan Magelang 2.000 ha.

Baca Juga: Haikal Hassan Baras Mengkritik Keras Kalangan yang Kampanye Lawan Radikal dan Intoleran

“Jadi artinya, tren daripada penurunan antara 10 Maret - 12 Maret akan terus terjadi penurunan. Dan yang saya takutkan bahkan ketika panen raya cabe, harganya malah di bawah standar yang sudah kita tentukan alias anjlok,” kata Lutfi.

Wakil Ketua I Asosiasi Pedagang Komoditas Agro (APKA) Jawa Barat, Muchlis Anwar, kepada DeskJabar,  menyebutkan, bahwa selama ini yang harganya sering naik maupun anjlok, adalah cabe rawit jenis "cengek domba' atau disebut pula "cengek inul".

Mengapa cengek domba harganya tiba-tiba menjadi mahal namun suatu kali menjadi murah, khususnya di Jakarta, Bandung, dan Jawa Tengah, Muchlis Anwar menerangkan, bahwa perdagangan cabe rawit domba sangat dipengaruhi masa produksi dari Jawa Timur.

"Jawa Timur adalah sentra cabe rawit domba. Jika di Jawa Timur sedang musim produksi banyak, biasanya harganya memukul harga panenan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Lain halnya jika di Jawa Timur produksi cabe rawit sedang kurang, maka harga panen di Jawa Barat dan Jawa Tengah sedang bagus atau mahal," ujarnya. *** 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler