Ikan Patin Perkasa, Unggulan Baru Asal Subang, Lebih Menguntungkan Pembudidaya Ikan Patin

3 Maret 2021, 10:08 WIB
Ikan patin perkasa /Kementerian Kelautan dan Perikanan

DESKJABAR - Ikan patin kini menjadi salah satu komoditas ikan patin yang bagus pangsa pasarnya, apalagi banyaknya olahan pangan berupa fish & chips yang sangat disukai kalangan milenial dan generasi Z.

Untuk meningkatkan daya saing ikan patin, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat, telah memunculkan inovasi varietas unggulan, yaitu ikan patin perkasa.

Informasi tertulis dari BRSDM KKP diterima DeskJabar, Rabu, 3 Maret 2021, menyebutkan, ikan patin perkasa memiliki bebagai keunggulan yang diharapkan mendatangkan keuntungan lebih bagus bagi para pembudidaya ikan patin.  

Disebutkan, keunggulan ikan patin perkasa tersebut diantaranya, lebih cepat tumbuh, harga pokok produksi lebih rendah, rasio konversi pakan lebih rendah, serta B/C rasio pembesaran lebih tinggi.

Baca Juga: FBI Peringatkan Amerika Adanya Peningkatan Ancaman Terorisme Domestik

Kepala BRPI Sukamandi Subang, Joni Haryadi, ikan patin perkasa memiliki pertumbuhan lebih cepat 16,61 - 46,42 persen produktivitas lebih tinggi 11,27 - 46,41 persen, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah 5,6 - 16,3 persen. Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan lebih rendah 4,45 - 17,92 persen serta B/C ratio pembesaran lebih tinggi 14,71 - 48,48 persen.   

Ia mengatakan, riset terkait Patin Perkasa dilaksanakan BRPI sejak 2010, di mana saat itu terpantau kualitas benih patin yang beredar di Indonesia sangat heterogen. Pada umur yang sama, terjadi pertumbuhan yang berbeda-beda di berbagai lokasi di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan patin yang sangat pesat di Indonesia, masyarakat yang sudah bisa melakukan pemijahan sendiri sehingga penyebarannya menjadi tidak terkendali dan  menyebabkan terjadi penurunan genetik. Selain itu, sejak pertama patin siam masuk ke Indonesia pada tahun 1972, belum terdapat upaya untuk memperbaiki genetik tersebut.

Dok BRSDM Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tingkatkan produktivitas

Pada 2010 hingga 2017, BRPI melakukan seleksi ikan patin, dengan benih yang berasal dari Sukamandi Subang, Jambi, dan Palembang, sebanyak dua generasi. Hasilnya sangat bagus, yakni respon seleksi menunjukkan angka 38,86 persen, sudah memenuhi persyaratan respon seleksi minimal 30 persen.

Baca Juga: WAJIB Vaksinasi Covid-19, Persyaratan Tambahan Bagi Jamaah Haji Tahun Ini

"Hasil uji lapangan ikan patin di empat lokasi, yaitu Tulungagung, Kuningan, Bandar Lampung, dan Sukamandi , membuktikan berbagai keunggulan patin super ini dibanding patin biasa yang selama ini terdapat di masyarakat. Ikan tersebut mampu tumbuh cepat," kata Joni.

Disebutkan, pada 2018 telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 75/KEPMEN-KP/2018  tentang Pelepasan Ikan Patin Perkasa, yang menetapkan Ikan Patin Perkasa sebagai jenis ikan baru yang akan dibudidayakan.

Ikan patin perkasa terpilih sebagai salah satu dari 112 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif – 2020, yang ditetapkan pada Februari 2021, oleh Business Innovation Center (BIC), yang didirikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Proposal BRPI yang terpilih adalah inovasi ‘Ikan Patin Perkasa (Patin Super Karya Anak Bangsa) Hasil Pemuliaan BRPI Siap Berkotribusi dalam Peningkatan Produktivitas Perikanan Budidaya’.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini Rabu 3 Maret 2021, Potensi Hujan dan Angin di Sejumlah Wilayah

Namun demikian, ada tantangan pasar dimana komoditas ikan patin masih sering terganjal persaingan image dengan ikan dori asal Vietnam.

Padahal, kedua ikan tersebut sebenarnya adalah jenis yang sama, hanya berbeda tempat pengusahaan/ di Indonesia disebut ikan patin sedangkan di Vietnam disebut ikan dori atau dory fish.

Karena itu, kampanye pasar lebih gencar mengenai keunggulan kualitas dan rasa ikan-ikan patin lokal, termasuk asal Jawa Barat diperlukan.  ***

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Tags

Terkini

Terpopuler