Gapki : Kampanye Hitam Kelapa Sawit Sudah Menjurus Kebencian

26 November 2020, 16:56 WIB
Truk mengnakut kelapa sawit di Kabupaten Subang. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kalangan pelaku industri dan perkebunan kelapa sawit Indonesia, tampak mulai marah dengan terus terjadinya kampanye hitam terhadap usaha komoditas ini.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono, melalui siaran pers, Kamis, 26 November 2020, melontarkan  kegeramannya terhadap kampanye hitam yang ditujukan kepada industri sawit nasional.

Ulah tersebut yang kembali terjadi belakangan ini, dinilai sudah melewati batas dan sudah menjurus kepada kebencian kepada industri sawit Indonesia.

“Sepertinya, kampanye negatif terus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif, khususnya publikasi dan pemberitaan. Konten kampanye sudah tidak rasional dan sangat tendensius,” ungkap Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono.

Joko Supriyono berharap masyarakat tidak ikut memviralkan berita negatif yang menjelekkan industri sawit di Indonesia. Sebab, sangat merugikan banyak orang.

Secara terpisah, sebelumnya, SEVP2 PT Perkebunan Nusantara VIII, Jhoni H Tarigan, kepada DeskJabar, menyebutkan, selain dari aspek perdagangan, bahwa dalam pengembangan kebun sawit, juga sering direcoki pula dengan pihak-pihak yang menghasut agar masyarakat memprotes penanaman kelapa sawit.

Padahal, katanya, populasi tanaman kelapa sawit tak memunculkan kerugian lingkungan. Bahkan jika diberi perlakuan secara ramah lingkungan, akan banyak memunculkan manfaat bagi masyarakat sekitar, misalnya penggunaan burung hantu untuk memangsa tikus.

Sementara itu, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan ada lima bisnis yang prospektif di masa depan, mulai dari mobil listrik hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

 “Salah satu diantaranya, adalah bahan bakar berupa energy terbarukan. Misalnya, yang berbahan bakar kelapa sawit, yang tergolong bisnis lingkungan hidup," kata Jonan dalam webinar yang diselenggarakan Infobank di Jakarta, dilansir Antara, Kamis.

Menurut Jonan, kini semakin banyak pihak yang memberikan perhatian khusus terhadap lingkungan. Bahkan PBB dan World Economic Forum (WEF) pun sudah mendorong program penanaman 1 triliun pohon di dunia.

"Uni Eropa, waktu saya bertugas juga sudah ribut mempermasalahkan hasil perkebunan sawit kita, apakah ini memenuhi standar eco friendly atau tidak. Ini akan datang, tidak hanya secara bidang karena makin lama akan datang," katanya. ***

Baca Juga: PTPN VIII Perluas Areal Kelapa Sawit dan Bangun Pabrik Sawit Baru

Baca Juga: PTPN VIII Kembangkan Kebun Sawit Ramah Lingkungan

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler