INDUSTRI Gaming Global Berguguran, Ribuan Karyawan Jadi Korban Gelombang PHK Massal, INI Pemicunya

31 Januari 2024, 08:46 WIB
Industri Gaming global berguguran, Ribuan karyawannya jadi korban PHK Massal. /canva/Dendi Sundayana/

DESKJABAR – Awal tahun 2024 dikejutkan dengan berita gelombang PHK massal yang dilakukan sekitar 100 perusahaan teknologi, termasuk Microsoft, Meta, Amazon. Korbanya, sekitar 25.000 pekerja harus kehilangan pekerjaan.

Gelombang PHK massal terutama terjadi di divisi gaming yang menandai industri gaming global sedang mengalami keguguran dan berjatuhan dengan pilihan terakhir melakukan PHK massal yang memakan korban ribuan pekerjanya.

Baca Juga: JANUARI 2024, 25.000 Pekerja Jadi Korban Gelombang PHK Massal oleh 100 Perusahaan Teknologi Terkemuka

Di antara perusahaan teknologi yang melakukan PHK massal di antaranya sejumlah perusahaan terkemuka, seperti Microsoft. Perusahaan ini baru saja mengumumkan PHK massal dengan memecat sebanyak 1.900 karyawannya, terutama dari divisi gaming yakni XboX, Activision Blizzard, dan ZeniMax (Bethesda).

PHK Massal yang terjadi di Januari 2024 itu, menandai pemecatan besar-besaran yang tidak bisa dihindari sejak tahun 2023.

Hal itu menjadikan jumlah total PHK massal di divisi video game di tahun ini sudah mencapai sekitar 6.000. Ada sekitar 9.000 PHK di industri ini sepanjang tahun 2023. Akibatnya, banyak games yang direncanakan akan dirilis, terpaksa dibatalkan.

Ubisoft membatalkan game yang akan dirilisnya dan merestrukturisasi bisnisnya , kemudian ada Volition menutup usahanya , Epic memangkas lebih dari 800 pekerjanya.  Di bagian lain, PHK massal juga terjadi di Bungie , Relic Games , Creative Assembly , BioWare , Embracer , Team17 , Media Molecule , Microsoft, Frontier , Twitch, dan banyak lagi.

Ironis

Gelombang PHK massal yang terjadi di industri gaming menjadi sebuah hal yang ironis di tengah kondisi pasar gaming global tengah mengalami pertumbuhan di tahun 2023.

Mengutip dari Newzoo Global Games Market Report, total pemain game global 2023 tercatat sebanyak 3.381 miliar pengguna. Angka ini mengalami kenaikan 6.3% dari tahun 2022.

Baca Juga: MULAI 1 Februari 2024, Cyber Airdrop FF Dihapus Sementara dari Free Fire, Ada Apa Gerangan?

Melansir data dari Market Insight Video Games - Worldwide Statista, tahun 2023 pasar video game diproyeksikan mencapai pendapatan sebesar 249,6 miliar dolar atau setara dengan Rp3.907,6 triliun dan akan terus bertumbuh 9,83% tahun 2027 mendatang.

Pandemi Covid-19 yang melanda secara global dari tahun 2020 hingga sekitar 2022 telah merubah gaya hidup masyarakat global.

Kebijakan pembatasan mobilitas yang memaksa mereka banyak tinggal di rumah, mendorong banyak orang melakukan hobi baru melalui digital, salah satunya bermain game online.

Data dari Newzoo, menyebutkan bahwa kurang lebih ada 3,3 miliar orang yang bermain game di seluruh dunia. Sebanyak 53% dari total pemain berasal dari kawasan Asia-Pasifik.

Lalu Mengapa Terjadi PHK?

Pelonjakan bisnis gaming secara global yang terjadi saat Pandemi Covid-19 menjadi momen mereka untuk menarik investasi sebesar-besanya.

EA meangakuisisi Codemasters seharga 1,2 miliar dolar, Embracer mengambil Gearbox dengan kesepakatan 1,3 miliar dolar, Xbox mengakuisisi Bethesda seharga 7,5 miliar dolar.

Kemudian ada Tencent mengakuisisi Sumo dalam kesepakatan 1,3 miliar dolar, dan kemudian tiga kesepakatan besar yang diumumkan pada Januari 2022: Take-Two mengakuisisi Zynga (12,7 miliar dolar), Sony membeli Bungie (3,7 miliar dolar) dan, kesepakatan Microsoft senilai 68,7 miliar dolar untuk Activision Blizzard .

Di era ini banyak pula talenta-talenta bagus yang memutuskan keluar dari perusahaan lama dan membangun perusahaan baru sendiri.

Baca Juga: Warga Minta Pemkot Tasikmalaya Selidiki Jalan Depan Plaza Asia yang Selalu Banjir Setiap Hujan Deras

Sayangnya kondisi ini membuat perusahaan-perusahaan gaming berlomba-lomba dan berebut para talenta yang jumlahnya terbatas dengan iming-iming gaji yang menggiurkan. Namun tidak cukup talenta berpengalaman untuk melakukan semua ekspansi ini.

Pasca lockdown, tahun 2022 aktifitas di luar rumah sudah dilonggarkan yang membuat bermain gaming menjadi berkurang. Pada tahun 2022 di Inggris, penjualan game PC dan konsol turun lebih dari 8% (data GSD), sementara pasar seluler global turun hampir 7% menurut Newzoo. Yang lebih tidak terduga adalah penurunan besar pada perangkat keras konsol, dengan angka GfK menunjukkan perangkat keras turun sebesar 29% pada tahun 2022.

Meski tahun 2023 diharapkan terjadi pertumbuhan, namun kondisi pasarnya tak seperti yang diharapkan.

Akhirnya investasi di indusri gaming mengalami perlambatan di tengah pengeluaran yang tinggi yang dikeluarkan para pengembang game akibat pengeluaan jor-joran untuk kegiatan ekspansi dan perekrutan para talenta-talenta saat era pandemi.

Itulah pada akhirnya mereka tarpaksa harus melakukan PHK sebagai langkah terbaik untuk menjaga performa perusahaan terutama keuangan mereka. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: UniPin Indonesia gameindustry.biz

Tags

Terkini

Terpopuler