DESKJABAR - Ganda Putri kebanggaan Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mengharumkan nama bangsa setelah keduanya mampu meraih medali emas Olimpade Tokyo 2020.
Apriyani Rahayu adalah pebulutangkis andalan Indonesia yang berkiprah di sektor ganda putri, namanya melejit bersama pasanganya Greysia Polii dan sukses menyabet gelar juara di beberapa perhelatan besar.
Gelar-gelar bergengsi yang pernah ia raih diantaranya, medali emas SEA Games 2019, Indonesia Masters 2020, Thailand Open 2020, medali emas Olimpade Tokyo 2020, dan sederet turnamen BWF lainnya.
Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini
Tak ayal, Apri sapaan akrab Apriyani Rahayu kini menjadi ganda putri top dunia yang sudah dikenal oleh pecinta bulutangkis tanah air maupun mancanegara.
Lahir di sebuah desa kecil yang bernama Lawulo, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, tanggal 29 April 1998, dari pasangan Siti Jauhar dan Amiruddin.
Kini, di balik ketenaran namanya, ternyata banyak jalan terjal yang harus Apriyani lewati dalam merintis kariernya sebagai pemain bulutangkis, terutama di tengah keterbatasan ekonomi.
Bahkan ketika kecil Apriyani Rahayu kesulitan untuk membeli raket, karena kecintaan terhadap bulutangkis sangat tinggi maka ayahnya Amiruddin membuatkan raket dari kayu.
Hidup dengan keterbatasan ekonomi, Apriyani Rahayu harus membantu ibunya berjualan sayur keliling hasil kebun keluarganya.
Selain keterbatasan ekonomi, perjalanan karir Apriyani Rahayu tidak berjalan mulus, Apri harus mendapat cibiran dan hinaan dari orang lain. Namun orang tuanya tetap mendukung cita-cita Apriyani.
Berbagai cara ditempuh oleh orang tuanya demi menunjang karir Apri. Sampai perhiasan milik orang tuanya ikut tergadai.
Kesulitan yang dialami masa kecil, dijadikan Apriyani sebagai motivasi dalam membentuk karakter dan mentalitasnya agar tetap semangat.
Apriyani Rahayu memulai karir profesionalnya pada akhir tahun 2011, dengan masuk ke PB Pelita Bakri milik Icuk sugiarto mantan pemain bulu tangkis Indonesia.
Baca Juga: Lucas WayV Tidak Masuk dalam Merchandise Terbaru NCT, Ternyata Ini Penyebabnya
Seperti dilansir dari kanal YouTube Indosport.com, “Apri menjelaskan bahwa dirinya sempat tidak akan di terima, namun pengurusnya berusaha
menyakinkan agar Apri diterima, dan menjanjikan sampai tiga bulan”.
Selama tiga bulan tersebut Apriyani menunjukan performa yang baik, pada awalnya Apriyani bermain sebagai pemain tunggal, namun pelatih mengisyaratkannya untuk bermain ganda.
Akhirnya Apriyani Rahayu dipasangkan dengan Jauza Fadhilla Sugiarto yang tak lain anaknya Icuk Sugiarto. Bahkan keduanya mampu menoreh prestasi dengan memenangkan perlombaan bulutangkis di usia taruna.
Hingga akhirnya 2014, Apriyani Rahayu mendapat kesempatan untuk mengikuti gelaran Kejuaraan Dunia Junior di Alor Setar Malaysia.
Pada perhelatan ini Apriyani Rahayu berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari. Dan, mampu menjadi runner up setelahdikalahkan pasangan Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan dari China.
Prestasi ini yang mengantarakan Apriyani ke Pelatnas PBSI Cipayung. Di Pelatnas, Apri kemampuannya semakin terasah dan ini terbukti dengan keberhasilnya memasuki semi final Kejuaraan Junior di Lima, Peru, yang saat itu bermain ganda campuran bersama Fachryza Abimanyu.
Pada tahun 2015 bersamaan dengan perhelatan Kejuaraan Dunia Junior, Apriyani Rahayu menadapatkan berita bahwa ibunya meninggal dunia.
Dan, akhirnya tahun 2017, Apriyani Rahayu dipasangkan dengan Greysia Polii. Dipasangkan dengan Greysia Polii, Apriyani mengaku sangat nyaman. Walaupun keduanya memiliki jarak usia sangat jauh, yaitu 11 tahun.
Perbedaan jarak usia tak menjadi penghalang, bahkan serangkaian juara telah mereka raih. Dan, pencapaia tertnggi mereka adalah medali emas Olimpiade Tokyo 2020. ***