Rohman Penjual Gulali Keliling Telah Menekuni Usaha Jualannya Sejak 1987, Terkadang Pulang Dengan Tangan Hampa

21 Maret 2023, 13:01 WIB
Rohman (56) di antara gulali jualannya di depan Rumah Makan Saung Panyawah, Senin 21 Maret 2023 / Dicky Harisman/.DeskJabar/

DESKJABAR – Berjualan gulali atau kembang gula dari satu tempat ke tempat lainnya, telah dilakoni Rohman (56) dengan ketekunan sejak tahun 1987 lalu.

Penduduk Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis ini masih tetap setia menjajakan gulali yang terbuat dari gula pasir yang diolah menjadi adonan gulali.

Rohman kemudian mencetak adonan yang masih berada dalam ketel kecil untuk dibuat beraneka bentuk seperti burung, kupu-kupu, tokoh super hero, keris dan bentuk lainnya yang disukai oleh anak-anak.

Baca Juga: TEPUK PUASA, Cara Ampuh Orangtua  Jelaskan Arti Puasa Bagi Anak

Baca Juga: Wakaf Al Quran Tahun 2023 Untuk Karawang Terhimpun Sebanyak 1.000 Al Quran, Diserahkan Rabu 22 Maret 2023

Gulali yang sudah dibentuk lalu diberi bungkus plastik transparan agar terlihat cantik dan bebas dari debu.

Bapak enam anak ini mengakui mulanya agak susah membuat aneka bentuk mainan dari gulali ini, karena saat ini untuk membuat aneka bentuk mainan dari gulali tak lagi dicetak dengan cetakan dari keramik seperti dulu.

Rohman mengaku belajar sendiri membuat aneka bentuk gulali hingga membuat bentuk baru yang lebih kekinian agar disukai oleh anak-anak.

Populasi para pedagang gulali saat ini kian semakin sedikit, mereka sudah jarang bisa kita temukan.

Baca Juga: Jelang Ramadhan 1444H, 'Haji Geyot' Ikon Alun alun Ciamis Sudah Hadir Menyapa Warga

Kondisi ini sangat kontras dibandingkan dengan tahun-tahun 1970 an hingga 1980 an dimana para penjual gulali ini bisa dengan mudah kita jumpai di sekitar kita. 

Dalam sehari, Rohman membeli satu kilogram gula pasir dengan pewarna makanan yang aman dikonsumsi.

Gulali dibentuk berbagai macam binatang dan bentuk lainnya sehingga bisa menghasilkan sekitar 25 sampai 30 gulali yang telah dibentuk.

Baca Juga: Polisi Sita 7.113 Ballpress Pakaian Bekas Impor dari Gudang di Jakarta dan Bekasi

Pedagang gulali yang dalam hari tertentu bisa ditemui di depan Rumah Makan Saung Panyawah, Jalan raya Ciawi – Cisayong ini menjual gulalinya seharga lima ribu rupiah.

Pada akhir pekan jika banyak pengunjung membawa anak-anak, dagangannya bisa habis sebelum sore, namun tak jarang juga dia hanya membawa beberapa lembar rupiah untuk dibawa ke rumahnya di kampung Cihaurbeuti Ciamis. Jika lagi sepi, terkadang Rohman pun pulang dengan tangan hampa.

Rohman bukan tidak tahu jika saat ini banyak dijual gulali atau kembang gula yang bentuknya lebih modern dengan harga yang jauh lebih mahal.

Namun pedagang gulali yang kadang menumpang kendaraan umum dari rumahnya ke tempat jualan ini sangat percaya bahwa rejeki itu sudah ada yang mengaturnya.

Rohman percaya selama dia berusaha, akan selalu ada rejeki yang diberikan Allah SWT buat hambaNya yang mencari. ***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler