Warga muslim dunia merasa prihatin dengan adanya penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW terlebih saat ini warga muslim dunia sedang memperingati hari lahirnya nabi Muhammad SAW.
Sejak pernyataan menghina Islam, Presiden Macron kebanjiran kritik dari umat Islam dunia karena meminta masyarakat Muslim agar belajar toleransi saat berada di Prancis. Orang nomor satu di Prancis itu juga mengecam pelaku pembunuhan atas wartawan Charlie Hebdo yang arahnya mendukung gerakan Islamphobia.
Bahkan, Presiden Tukri, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Presiden Prancis itu telah kehilangan akal. Kritik tersebut membuat kedua kepala negara ini menjadi perseteruan yang kian serius. Bahkan Menteri Prancis telah memanggil duta besarnya dari Ankara.
Baca Juga: Barang-barang Prancis Mulai Disingkirkan Dari Toko-Toko di Negara-negara Arab
Sikap Macron dinilai sebagai upaya menyuburkan Islamophobia, pasca terbunuhnya seorang guru di Prancis yang berulah membuat kartu Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari Aljazeera.com, perdebatan tentang Islam di Prancis kian mendalam setelah pembunuhan seorang guru penista agama Islam. Marcron menggambarkan Islam sebagai agama dalam kondisi di semua penjuru dunia.
Pernyataan itu kemudian memicu protes di media sosial di sejumlah negara seperti di Inggris, Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Aljazair, Jordania, Saudi Arab, dan Turki.
Mereka mengekpresikan kekecewaan mereka dalam sejumlah hastag #boycottFrenchProduct dan #NeverThe Prophet in Arabic.
Baca Juga: Paul Pogba Nyatakan Berita Mundur Dari Timnas Prancis Adalah Hoaks
Sosial media mengajak perusahaan di sejumlah negara untuk mengumumkan boikot atas produk-produk Prancis.