NU Bersikukuh Tentukan 1 Ramadhan 2023 dengan Metode Rukyatul Hilal, Ini Alasannya

- 20 Maret 2023, 06:35 WIB
NU tetap akan menggunakan Rukyatul Hilal dalam penentuan 1 Ramadhan 2023
NU tetap akan menggunakan Rukyatul Hilal dalam penentuan 1 Ramadhan 2023 /desk Jabar PR/

DESKJABAR - Nahdlatul Ulama akan tetap seperti biasa akan melakukan Rukyatul Hilal (pengamatan hilal) untuk menentukan 1 Ramadhan 2023.

Bahkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) sudah memastikan untuk menggelarnya dalam menentukan 1 Ramadhan 2023 tersebut dengan Rukyatul Hilal.

Metode Rukyatul Hilal tersebut sudah diamanakan dalam Muktamah ke 30 tahun 1999 di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa TImur, sehingga metode tersebut tetap digelar di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Benarkah Jin Bisa Menembus Tembok dan Pintu ? Ustadz Khalid Basalamah Menjelaskan

Penyelenggaraan dan pengawasan kegiatan Rukyatul Hilal tersebut dikoordinasikan oleh LF PBNU.

Sementara hasil observasi dari seluruh titik pengamatan akan dilaporkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang selanjutnya akan disampaikan pada forum Sidang Itsbat Kementerian Agama RI. Hasil-hasil Rukyatul Hilal dalam jejaring LFNU sekaligus menjadi landasan bagi ikhbar PBNU.

 

2 Aspek Lakukan Rukyatul Hilal

1. Sebagai aspek ibadah. Dalam pandangan Nahdlatul Ulama, pelaksanaan rukyah hilal merupakan instrumen wajib guna memastikan kapan masuk tanggal 1 bulan kalender Hijriyah menurut ukuran syara'.

“Jadi tidak hanya untuk menentukan awal Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Nahdlatul Ulama menggelar rukyah hilal guna penentuan awal setiap bulan kalender Hijriyah sepanjang tahun,” demikian keterangan yang termaktub dalam Informasi Hilal Awal Ramadhan 1444 H 29 Sya’ban 1444 H/22 Maret 2023 M yang diterbitkan LF PBNU.

Pengamatan Hilal bagi NU juga selaras dengan pendapat para ulama salaf, yakni hukumnya fardhu kifayah atau bersifat wajib untuk masyarakat (wajib-komunal).

Karenanya, bila dalam sebuah negara tidak ada satupun yang bersedia melaksanakan rukyah hilal, maka siapapun Muslim yang ada di dalamnya akan memperoleh dosanya.

Baca Juga: Kata dr Zaidul Akbar, Manfaat Puasa Bisa Memberi Efek Anti Penuaan, Ini Faktanya

2. Rukyatul Hilal tetap dilakukan juga sebagai bentuk aspek kultural. Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia pada saat ini.

Survei keberagamaan Muslim di Indonesia pada 2016 yang digelar lembaga Alvara Research Center dan dipublikasikan Januari 2017 menunjukkan 64 persen Muslim Indonesia mengikuti Rukyatul Hilal dalam penentuan hari besar Islam. Jumlah penduduk Indonesia pada 2016 adalah 262 juta jiwa dengan 87 persen di antaranya Muslim.

Maka kuantitas Muslim Indonesia yang berpedoman pada rukyatul hilal dalam penentuan hari besar Islam setara dengan 145 juta jiwa,” demikian keterangan Alvara Research Center.

Sebagai pembanding, jumlah Muslim Indonesia yang menjadi warga NU di seluruh Indonesia hanya berkisar 90 juta orang.

Maka tidak elok jika NU sebagai lembaga keagamaan Islam yang berpedoman pada rukyah hilal tidak menyelenggarakan kegiatan yang hasilnya jelas akan ditunggu dan akan dipedomani demikian banyak orang.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x