Network
DESKJABAR - Berikut adalah berita tentang Bir Pletok Betawi, sebuah minuman tradisional Indonesia yang kaya akan keunikan.
Banyak orang yang salah mengira bahwa Bir Pletok adalah minuman beralkohol?
Namun, jika kita berbicara tentang Bir Pletok Betawi, ceritanya berbeda.
Ini adalah minuman tradisional Indonesia yang berbahan dasar jahe, kayu secang, kayu manis, cengkeh, pala, serai, kapulaga, dan gula jawa.
Kenapa banyak orang salah mengira bahwa Bir Pletok adalah minuman beralkohol?
Apa keunikan lain yang dimiliki oleh Bir Pletok Betawi?
Temukan jawaban atas pertanyaan ini melalui berita ini tentang Bir Pletok Betawi, minuman tradisional Indonesia yang penuh dengan keunikan dan bebas alkohol.
Menurut sumber yang dikutip oleh DeskJabar.com dalam buku 'Kuliner Indonesia yang Mendunia' yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan halaman 62, Bir Pletok Betawi disebutkan sebagai minuman tradisional Indonesia.
Menurut informasi dari sumber, Bir Pletok Betawi adalah minuman tradisional yang biasanya dibuat dari bahan-bahan seperti jahe, kayu secang, kayu manis, cengkeh, pala, serai, kapulaga, dan gula jawa.
Penasaran dengan alasan mengapa disebut Bir? Ikuti kisah yang menyenangkan dan lucu di baliknya.
Dalam sejarah, ada kabar bahwa masyarakat Betawi di zaman Belanda melihat orang-orang Belanda menikmati minuman dingin dengan busa di atasnya, yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh dan disebut Bir.
Baca Juga: Link Pembelian Tiket Online Persib Bandung Vs PSM Makassar, Tanpa Kuota Suporter Tim Tamu
Maka, masyarakat Betawi memutuskan untuk menciptakan versi unik mereka sendiri.
Dengan bermodalkan bahan-bahan jahe, kayu secang, kayu manis, cengkeh, pala, serai, kapulaga, dan gula jawa, tambahkan es batu dan masukkan ke dalam bambu,
tutup dan kocok sampai membentuk busa, lalu tuangkan ke gelas.
Nah, saat minuman dengan es batu ini dikocok di dalam bambu, terdengar suara “pletak pletok pletak pletok”.
Dengan didasari suara unik yang muncul selama proses pembuatan, maka "Bir Pletok" dipilih sebagai nama untuk minuman ini.
Dari hasil pengocokan itu pula tampaklah buih yang dikira mirip dengan busa sebagai crown pada Bir.
Ternyata ada ya jenis Bir yang tidak mengandung alkohol?
Bir Pletok sangat populer di kalangan wisatawan asing yang datang ke Indonesia, terutama mereka yang berasal dari negara-negara Eropa.
'I like this drink!' komentar turis dari luar negeri setelah minum Bir Pletok.
Mereka memberikan komentar positif setelah minum minuman ini.
Bir Pletok sangat sesuai untuk dikonsumsi saat musim dingin di negara mereka.
Tidak terbayangkan bukan? Sejarah yang terungkap membuktikan tingkat kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Betawi pada masa tersebut.
Dengan hanya menggunakan alat dan bahan yang mudah didapat, masyarakat Betawi berhasil menyaingi minuman yang dibawa oleh penjajah Belanda pada masa lalu dan menciptakan jenis minuman yang tak kalah enak dan lezat.
Sekarang, minuman yang dimulai dari keingintahuan ini telah disajikan dan dinikmati oleh berbagai kelompok orang di Indonesia, bahkan oleh dunia internasional.
Pelajaran yang bisa diambil
Dari sejarah minuman Bir Pletok, ada beberapa hal yang dapat kita
jadikan pelajaran dalam hidup ini.
Nah, pelajaran yang bisa diambil dari minuman khas Betawi ini adalah bahwa banyak hal positif yang ditemukan berkat rasa ingin tahu dan kreativitas yang baik.
Karena itu, tugas kita adalah mengarahkan keinginan untuk mengetahui hal-hal baru ke arah yang baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Bir Pletok secara tidak langsung menunjukkan bahwa meskipun kita hidup dalam lingkungan yang memiliki hal-hal negatif, kita masih bisa membuat suatu hal yang positif dan baik.
Baca Juga: LINK PEMBELIAN TIKET Laga Klasik Persib Bandung Vs PSM Makassar Sudah Dibuka KLIK Disini
Ini mengajarkan kita bahwa kreativitas yang baik bisa terbentuk melalui usaha menciptakan kebaikan dan menghindari hal-hal buruk.
Terakhir, Bir Pletok adalah contoh minuman yang bahan-bahannya diambil dari alam. Ini menunjukkan bahwa kita harus tetap melestarikan lingkungan untuk memastikan bahwa hidup manusia yang tergantung pada alam terus berjalan dengan baik.***
