Materi Khutbah Jum’at Tema Keadilan Bagian 1 Oleh Ustadz Dr. H. Haris Muslim, Lc., M.A.

- 19 Januari 2023, 21:22 WIB
Materi khutbah Jum'at tentang keadilan oleh ustadz Haris Muslim bagian satu
Materi khutbah Jum'at tentang keadilan oleh ustadz Haris Muslim bagian satu /Tangkapan layat YouTube MASJID AL MUSLIM BANDUNG/

DESKJABAR – Beberapa saat yang lalu. Dr. H. Haris Muslim, Lc., M.A. menyampaikan materi khutbah Jum’at di masjid Al Muslim Bandung yang bertemakan tentang makna keadilan.

Dalam materi khutbah Jum’at tersebut beliau menyampaikan ceramahnya dengan mengangkat satu ayat dalam Al-Qur'an surat An-Nahl, yakni ayat yang ke 90.

Haris Muslim menyampaikan dalam materi khutbah Jum’at tersebut tentang makna adil yang sebenarnya dengan memaparkan beberapa pendapat dari para sahabat tentang ayat tersebut.

Dilansir DeskJabar.com dari channel YouTube MASJID AL MUSLIM BANDUNG yang tayang pada 23 Januari 2021 dengan judul ‘Khutbah Jum’at @Masjid Al Muslim Bandung oleh Ust. Dr. H. Haris Muslim, Lc., M.A. (PERSIS)’.

Baca Juga: Teks Khutbah Jum'at Rayakan Ramadan 1443 H dengan Sukacita

Demikian ini salinan khutbah Jum’at beliau bagian pertamanya:

Khutbah Pertama

Hadirin ikhwatul iman jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT, Puji dan Syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Rabbun Ghafur yang atas segala nikmat dan karunia-Nya kita masih diberikan kesehatan, masih diberikan berbagai macam kenikmatan terutama nikmat iman dan Islam.

Hadirin ikhwatul iman yang dimuliakan Allah SWT, di dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Ayat ini tentu telah akrab di telinga kita, sering dibacakan oleh khatib, bahkan sebagian khatib sering membaca ayat ini di akhir khutbahnya.

Baca Juga: Khutbah Jumat, Ustadz Herman : Penghujung Tahun Jadikan Sarana Evaluasi, Instrospeksi Meningkatkan Ketakwaan

Ternyata mempunyai latar belakang historis pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz, ketika perselisihan antar sesama muslim karena perbedaan pendapat fiqih juga perbedaan konflik politik.

Sehingga tidak jarang adanya caci maki antar sesama muslim, bahkan antar sesama ulama.

Sehingga untuk meredam situasi Umar bin Abdul Aziz selaku Khalifah mengeluarkan instruksi agar setiap khatib di akhir khutbah membaca ayat tersebut.

Hadirin ikhwatul iman yang dimuliakan Allah SWT, ada komentar yang menarik dari seorang sahabat Ibnu Mas'ud, beliau mengatakan, “Inna ajma’a ayatil Qur’ani, innallaha ya'muru bil adli wal ihsan (sesungguhnya ayat Al-Qur’an yang paling komprehensif yang paling mencakup makna tetapi ringkas dan padat yaitu ayat innallaha ya'muru bil adli wa ihsan).”

Baca Juga: Teks Susunan Ceramah Paling Lengkap, untuk Pelaksanaan Khutbah Sholat Gerhana 8 November 2022

Tentu komentar Ibnu Mas'ud ini tidak sembarangan. Ayat yang pendek dan terkesan sederhana ini ternyata mempunyai makna yang begitu mendalam.

Dalam ayat ini terkandung tiga perintah dan tiga larangan yang merupakan nasehat dari Allah SWT.

Mari kita baca, di awal Allah berfirman: Innallaha ya’muru (sesungguhnya Allah memerintah). Siapa yang diperintah? Tidak disebutkan siapa yang diperintah. Dan biasanya dalam kaidah bahasa Arab ketika objek tidak disebutkan itu mempunyai arti umum, mencakup semua orang sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Maka ketika Allah menyebutkan, ‘sesungguhnya Allah memerintah’, jangan tanya siapa yang diperintah. Dan ketika kita membaca ayat ini, ‘innallaha ya’muru (sesungguhnya Allah memerintah), jangan tunjuk orang lain. Kita.

Baca Juga: Pesan Prof Jamaluddin Jompa di Khutbah Idul Adha 2022: Makna Kurban Tak Sebatas Penyembelihan

Allah memerintahkan apa yang diperintah ‘bil adli wal ihsan wa itaai dzil qurba. Allah memerintahkan adil, ihsan dan berbuat baik kepada kerabat.

Hadirin ikhwatul iman, seperti yang saya katakan tadi, perintah ini seperti sederhana tetapi sesungguhnya disini memiliki arti yang sangat mendalam dan ada titik tekan yang mungkin selama ini jarang kita sadari.

Pertama Allah memerintahkan adil. Ketika disebut kata adil, maka terbayang makna yang sangat luas.

Adil itu kaitannya dengan seorang pemimpin memperlakukan rakyatnya. Adil itu kaitannya dengan seorang hakim memutuskan satu perkara.

Baca Juga: Makna Ibadah Qurban: Khutbah Hari Raya Idul Adha 2022, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc

Adil itu kaitannya, misalkan kita selaku kepala rumah tangga, bagaimana berbuat adil di rumah tangga kita, di keluarga kita.

Tetapi ada satu makna adil yang mungkin selama ini tidak kita sadari. Ibnu Abbas memberi komentar kepada ayat ini bahwa yang dimaksud adil disini adalah syahadatu an laa Ilaha illallah wa anna muhammad Rasulullah. Adil disini syahadat, adil disini tauhid.

Tetapi dalam pendekatan lain Sufyan bin Uyainah memberikan komentar sebagaimana ditukil oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

Kata Sufyan bin Uyainah, “Al-adlu fi hadzal maudhi istiwau sarirati wa ala niyyati liman ya’budullaha (yang dimaksud adil dalam kontek ayat ini adalah sama baiknya antara perilaku seseorang yang tidak terlihat dan yang terlihat).

Baca Juga: Waktu dan Makna Qurban: Khutbah Hari Raya Idul Adha 2022, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc

Jadi orang sama baiknya di depan dan di belakang. Ketika tidak terlihat oleh orang lain dan ketika terlihat oleh orang lain dia sama baiknya. Kenapa? Karena dia beribadah untuk Allah SWT bukan untuk manusia.

Kecenderungannya manusia itu di hadapan orang lain dia cenderung lebih baik, sementara di belakang orang lain dia cenderung kurang baik. Itu kecenderungan yang umum dan wajar.

Orang yang adil tidak seperti itu, karena kalau kata Ibnu Abbas adil itu tauhid, berarti menyembah Allah, maka kata Sufyan bin Uyainah adil itu engkau berada di depan orang, berada di belakang orang lain, maka engkau sama baiknya. Itulah yang disebut dengan adil.

Maka kalau kita berbicara keadilan-keadilan tadi yang begitu besar, ini sesungguhnya cikal bakalnya. Kalau ini sudah bisa kita lakukan, maka keadilan-keadilan yang lainnya in syaa Allah akan mengikuti.

Baca Juga: Khutbah Idul Adha 2022, Kata Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, Makna Kurban adalah Seperti Ini

Sebaliknya, kalau kita tidak bisa berbuat adil dalam arti berbuat baik di depan dan di belakang orang, maka itulah bibit-bibit kecurangan, yang kecurangan itu kebalikan dari kata adil itu sendiri.***

Disclaimer: Demikian Haris Muslim menyampaikan dalam khutbahnya. Materi di atas merupakan penggalan materi khutbah Jum’at yang ditulis dengan cara semirip mungkin dengan yang aslinya.

Insya Allah kelanjutan materi khutbah Jum’at beliau akan dilanjutkan pada bagian kedua.

Editor: Hadi Juniar Syamsi

Sumber: YouTube MASJID AL MUSLIM BANDUNG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x