Biaya Logistik Indonesia Termahal di ASEAN, Logee Trans Dukung Penurunan Bea Logistik di Tanah Air

- 1 Desember 2022, 19:56 WIB
Tribe Leader Logee Transport Dumoli H Sirait (kanan) selepas tandatangan PPJK Residence dengan Akhmad Sopani, Direktur PT Matrix Logistic Indonesia di Jakarta, Kamis  1 Desember 2022
Tribe Leader Logee Transport Dumoli H Sirait (kanan) selepas tandatangan PPJK Residence dengan Akhmad Sopani, Direktur PT Matrix Logistic Indonesia di Jakarta, Kamis 1 Desember 2022 /Telkom/

DESKJABAR - Aktivitas ekspor impor sebagai bagian aktivitas logistik di Indonesia tak pernah surut, tumbuh terus tiap tahunnya.  Laporan terbaru PT Pelindo mencatat, per Triwulan III 2022, tercatat arus peti kemas mencapai 12,8 juta TEUs atau meningkat 2% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Semasa pandemi masih berat-beratnya, yakni kuartal III-2021, tercatat 12,4 juta TEUs, atau juga naik 6,9% dibandingkan periode sama tahun 2020.

Sayangnya, kenaikan konstan itu terjadi dalam predikat Indonesia bea logistiknya termahal di ASEAN. Bayangkan dahsyatnya jika biaya bisa diturunkan lagi. Data Kementerian Keuangan tahun 2019 mencatat, biaya logistik di Indonesia mencapai 23,5% dari produk domestik bruto (PDB).

Bandingkan tetangga terdekat kita, Singapura (8%) dan Malaysia (13%). Jika lebih luas lagi, di Amerika Serikat hanya 8%, Uni Eropa (9%), Jepang (9%), Korea Selatan (9%), India (13%), dan China (15%).

Baca Juga: LOWONGAN, PENDAFTARAN FHCI BUMN 2022 Sudah Dibuka, 30 BUMN Menanti Termasuk Rekrutmen PLN 2022

Tarif termahal tersebut terdiri dari komponen 8,9% biaya inventori, 8,5% transportasi darat, 2,8% laut, 2,7% administrasi, dan 0,8% biaya lainnya. Di sisi lain, kenaikan arus peti kemas juga didorong posisi Indonesia sebagai pasar terbesar di ASEAN, baik secara luring apalagi daring.

Laporan eConomy SEA 2020 besutan Google, Temasek dan Bain & Co menyebutkan, ekonomi digital Indonesia akan melonjak signifikan dari  44 miliardolar AS pada 2020 menjadi 124 milliar dolar AS pada 2024.

"Hal ini membuat Indonesia mendominasi pasar ekonomi digital sebesar 40 persen dan terbesar di Asia Tenggara. Ini selaras survey Pricewaterhouse Coppers tahun 2020 bahwa preferensi pelanggan menemukan kenaikan signifikan pada transaksi online melalui smartphone sebesar 45 persen dan melalui laptop/computer sebesar 41 persen," tulis laporan tersebut.

Pemerintah sendiri tidak tinggal diam dalam upaya menurunkan bea logistik tersebut. Data Bidang Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Kemaritiman dan Investasi menyebutkan, telah dibangun sedikitnya 54 ruas jalan tol, 13 pelabuhan, 8 bandara dan 15 jalur rel kereta, serta 37 jembatan udara di Papua.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Kuliner Legendaris di Yogyakarta yang Enak, Unik, Ada Gudeg dan Kopi Arang

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Telkom


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x