Network
Miftah saat itu mengaku tidak ingin kepo dengan terus menanyakan tentang ketiga orang yang dilihatnya tersebut.
Kami berpikir yang dimaksud Miftah saat itu mungkin mereka ketiganya adalah jiwa-jiwa yang sedang mencari sukma yang tersesat.
Saat itu mereka berempat disuguhi makanan dan juga minuman, namun mereka tidak memakannya dengan alasan sedang puasa. Walaupun sebenarnya itu hanya alasan saja supaya mereka tidak perlu makan makanan tersebut.
Kami mengira itu merupakan salah satu keyakinan di masyarakat untuk tidak sembarangan menerima makanan dari orang yang tidak dikenal dan di tempat asing.
Di sebagian masyarakat meyakini menerima makanan seperti itu bisa berpeluang untuk dijadikan tumbal persembahan.
Singkat cerita kakek tersebut menawarkan diri untuk membantu mereka menunjukkan tempat-tempat penting dan bersejarah yang ada disana.
Namun karena saat itu waktu sudah hampir maghrib dan mereka tidak ingin kemalaman di jalan, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan tugasnya di keesokan harinya.
Mereka pun akhirnya pulang menyusuri jalan yang sama, namun saat itu Miftah tidak menceritakan apakah ada peristiwa mistis yang terjadi dalam perjalan pulang mereka.***
Saat terjadi sebuah peristiwa yang sulit diterjemahkan oleh akal kita terutama yang berhubungan dengan perkara ghaib sebaiknya kita kembalikan kepada Allah.
