DESKJABAR- Yogyakarta, provinsi yang menyandang nama Daerah Istimewa selain Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, menyimpan berbagai keanehan.
Yogyakarta merupakan satu satunya daerah yang masih menggunakan sistem kerajaan di dalam Negara.
Yogyakarta tidak bisa dilupakan dalam membantu mempertahankan kemerdekaan RI, tahun 1946 pernah menjadi ibukota negara Indonesia.
Dipimpin Sultan Yogyakarta, menyimpan keunikan makanan, budaya dan wisata menarik patut untuk dicoba.
Baca Juga: 5 Jenis Oleh Oleh Wisata Solo Jawa Tengah yang Patut Dibawa Pulang, Bisa Diolah dan Dijual Lagi
Provinsi ini merupakan pelaburan negara kesultanan Yogyakarta dan kadipaten Paku Alam, terletak di bagian selatan pulau Jawa.
Memiliki luas 32,5 kilo meter persegi, terdiri dari satu kota dan empat Kabupaten terbagi menjadi 78 kapan won/kecamatan, 440 kelurahan.
Yogyakarta sebagai ibu kota provinsi, berasal dari kata Ayogya yang memiliki arti kedamaian.
Provinsi ini terkenal di mancanegara baik itu budaya, kuliner dan wisata, banyak wisatawan yang berkunjung kesini pasti kembali lagi berkunjung.
Semua itu tergambar dari sepenggal, lirik lagu Yogyakarta yang dibawakan KLA Project,
“Walau kini kau telah tiada tak kembali, namun kotamu hadirkan senyummu abadi, aku selalu pulang lagi bila hati mulai sepi tanpa terobati”.
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta berbentuk kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualam.
Kesultanan Ngayogyakarta didirikan tahun 1755 oleh Pangeran Mangkubumi, yang bergelar Sultan Hamengkubuwono 1.
Sedangkan Kadipaten Paku Alam didirikan tahun 1813 oleh Pangeran Notokusumo, yang bergelar Adipati Paku Alam 1.
Sebenarnya kedua orang pendiri kesultanan ini masih bersaudara, pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mengakui keberadaannya.
Sebagai kerajaan diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, setelah jepang angkat kaki dari Indonesia Yogyakarta berniat mendirikan negara.
Sebenarnya kedua kerajaan ini telah menyiapkan untuk menjadi sebuah negara yang berdaulat, lengkap dengan sistem pemerintahan, penduduk dan wilayah.
Namun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan yang dibacakan Ir. Soekarno, kedua kesultanan menyatakan bergabung dengan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Sultan Hamengkubuwono 9 dan Sri Paku Alam 8, dan keduanya pada saat itu menjadi kepala daerah.
Mulai saat itu ditetapkan sebagai daerah otonom setingkat provinsi, yang bernama daerah Istimewa Yogyakarta.
Kota pelajar, makanan, kesenian dan wisata.
Yogyakarta tempatnya pelajar yang akan meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, disini terdapat 137 Universitas.
Baca Juga: Wisata Cikole Lembang Bandung yang Baru, Keren, Unggulan, Wajib Dikunjungi Ala Liburan Akhir Pekan
Universitas terbaik berada disini, diantaranya Universitas Gadjah Mada, universitas Negeri Yogyakarta.
Untuk Anda yang suka kuliner di sinilah tempatnya, terdapat beragam makanan tradisional dengan harga yang terjangkau.
Makanan yang terdapat di daerah ini seperti, Gudeg, Sate Klatak, Tengkleng Gajah, Oseng Mercon dan lain sebagainya.
Bagi Anda yang berkunjung kesini, banyak pilihan makanan untuk dijadikan oleh-oleh, seperti Bakpia, Yangko, Geplak, Bakpia Kukus, Tiwul dan lain-lain.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata Malam yang Hits dan Instagramable di Bandung, Asyik untuk Nongkrong Bersama Sahabat
Yogyakarta juga terkenal dengan kesenian wayang kulit, kesenian ini damaikan seorang dalang.
Wayang kulit berbeda dengan wayang golek yang ada di tatar Sunda, media pertunjukan menggunakan layar yang disorot lampu.
Anda ingin menikmati keindahan bangunan tua, bisa berkunjung ke kotagede.
Di daerah ini terdapat bangunan bercorak tahun 1700-1800, terdapat sekitar 170 bangunan tua yang dipergunakan untuk sanggar pembuatan kerajinan terbuat dari perak.
Adapun tempat wisata yang wajib dikunjungi, The Word Landmarks Merapi Park, pantai Nglambor, Kebun The Nglinggo, Hutan Mangrove Kulon Progo dan lainya.
Mitos pohon beringin
Di alun-alun selatan Yogyakarta terdapat dua pohon beringin, menurut cerita penduduk disana pohon ini memiliki keanehan.
Apabila seseorang berjalan di antara kedua pohon ini, dan berhasil melewatinya dengan keadaan mata tertutup maka segala keinginannya bisa terkabul.***