Network
DESKJABAR - Difa Nusantara Aidit salah satu tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah menyarankan agar makan tikus.
Saran agar makan tikus ini Aidit sampaikan dalam acara sidang Dewan Pertimbangan Agung (DPA) tahun 1960 an.
Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa tahun 1960 an terjadi peningkatan populasi hama tikus.
Sehingga pemerintah mencari cara untuk menanggulangi hama tikus tersebut.
Baca Juga: Ini Ucapan DN Aidit dalam Kampanye PKI Pemilu 1955 di Lapangan Banteng Jakarta
Nah, dalam sidang DN Aidit dari partai PKI menyarankan agar makan tikus.
Saran untuk makan tikus ini mendapat jawaban cerdas dari Menteri Agama, KH Saefudin Zuhri waktu itu.
Lantas bagaimana jawaban cerdas dari Menteri Agama, KH Saefudin Zuhri itu?
Dilansir DeskJabar.com dari kanal YouTube Semangat Cerita berjudul 'Debat Panas!! DN Aidit Pilih Tikus, KH Saefudin Zuhri Pilih Ayam' tayang pada 8 Oktober 2019, berikut kisah lengkapnya:
Baca Juga: TERBARU LINK 30 Twibbon Keren, Kuy Meriahkan Hari Kesaktian Pancasila 2022, Buruan Posting Bestie!
Khazanah kuliner nusantara pernah dibuat gaduh oleh gagasan aneh Difa Nusantara Aidit.
Dia pernah menawarkan lauk pauk baru untuk di makan rakyat Indonesia, yaitu daging tikus.
Aidit berpendapat makan tikus sangat baik bagi rakyat Indonesia.
Hal ini Aidit sampaikan dalam sebuah rapat umum di Istora Senayan Jakarta.
Karena itu anggota Pemuda Rakyat rame-rame makan daging tikus.
Baca Juga: Mengerikan, Genjer Genjer Identik dengan PKI ! Simak Kenapa Lagu Ini Diciptakan
Makan daging tikus adalah sebagai latihan 'pengganyangan' (istilah yang dipakai PKI).
Mulai dari ganyang tikus, setan desa, setan kota, dan musuh PKI.
Tidak lama setelah itu, dalam sidang DPA yang membicarakan cara menanggulangi hama tikus, Aidit yang bersebelahan dengan KH Saefudin Zuhri bertanya kepada ketua sidang, Bung Karno.
"Saudara Ketua baiklah kiranya ditanyakan kepada Menteri Agama yang duduk di sebelah kanan ini, 'bagaimana hukumnya menurut agama Islam makan daging tikus?"tanya Aidit.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Aidit lalu KH Saefudin Zuhri menjawab dengan enteng tapi cerdas:
"Saudara Ketua, tolong beritahukan kepada si penanya di sebelah kiriku ini, bahwa aku sedang berjuang agar rakyat mampu makan ayam goreng karena itu jangan dibelokkan untuk makan daging tikus," jawab KH Saefudin Zuhri.
Mendengar jawaban yang cerdas seperti ini para anggota sidang dan Bung Karno tertawa terbahak-bahak.
Sedangkan Aidit sendiri terdiam seribu bahasa.***
