Hari Radio Nasional 11 September, Bermula dari Radio Tabung Sebelum Jaman Kemerdekaan

- 11 September 2022, 10:13 WIB
Perangkat radio dari dulu hingga saat ini masih terus dinikmati masyarakat, saat ini teknologinya terus berkembang.
Perangkat radio dari dulu hingga saat ini masih terus dinikmati masyarakat, saat ini teknologinya terus berkembang. /Dicky Harisman/

 

DESKJABAR - Hari ini, Minggu 11 September 2022 diperingati sebagai Hari Radio Nasional. Hari bersejarah bagi pelaku penyiaran, kolektor radio ini juga ditandai dengan beberapa kegiatan.

Sejalan dengan berkembangnya jaman, teknologi radio di dunia terus mengalami perubahan dari bentuk hingga komponennya.

Kehadiran radio yang pada awalnya diadopsi dalam teknologi tabung sebelum jaman kemerdekaan Indonesia, telah masuk juga ke Indonesia.

Waktu itu tidak banyak masyarakat luas yang memiliki perangkat yang ditemukan oleh Guglielmo Marconi ini hingga sekarang masih terus didengarkan dan mengalami banyak perkembangan.

Baca Juga: 5 Fakta GG Allin, Salah Satu Musisi Paling Ganas, Gila dan Menjijikan yang Pernah Ada

Radio tabung yang didengarkan masyarakat Indonesia pada tahun 1960 hingga sekarang kebanyakan diimpor dari negara-negara Eropa seperti Belanda, Jerman dan Inggris.

Meski pada tahun itu hanya orang-orang tertentu yang bisa membeli dan mendengarkan radio.

Radio tabung dibuat dengan casing berbahan bakelit dan bonit. Sebagian lagi menggunakan bahan kayu tipis yang dipergunakan dalam pengerjaan meja mesin jahit.

Sejarah terus berkembang, teknologi radio tabung bergeser ke radio transistor yang komponen dan perangkatnya tidak sebesar radio tabung.

Baca Juga: MISTERI HOROR RUMAH GURITA BANDUNG, Ada Simbol Pengabdi Setan, Benarkah Bestie?

Namun suara yang dihasilkan oleh radio transistor tidak sebagus dengan suara radio berbasis tabung pada komponen kelistrikannya.

Tak heran kalau saat ini radio tabung menjadi barang berharga dan dicari para kolektor antik. Radio tabung bersama dengan mesin ketik, kipas angin lansiran tahun 1960 ke atas menjadi koleksi penyuka barang industrial vintage.

Radio transistor pada era 1970an masih menggunakan frekuensi Short Wave (SW) dan Medium Wave (MW).

Membedakannya adalah gelombang SW bisa menangkap siaran radio dari luar negeri, sedangkan gelombang MW menangkap siaran lokal.

Baca Juga: KODE REDEEM FF, Apakah MP5 Champion Boxer Senjata Bagus Saingan M1887 Rapper Underworld di Free Fire ?

Di Indonesia sendiri gelombang Frequency Modulation (FM) pada tahun 1970an. Sedangkan di luar negeri siaran yang sejenis FM adalah LKW sudah diadopsi pada perangkat radio tabung.

Awal mula tanggal 11 September diperingati sebagai hari radio nasional adalah tanggal pertama Radio Republik Indonesia didirikan pada tahun 1945.

Pendirian RRI ini tak lepas dari peranan tokoh yang aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di enam kota

Dokter Abdulrahman Saleh diangkat menjadi Pemimpin Umum RRI yang pertama melalui rapat utusan enam radio di rumah Adang Kadarusman di Jakarta.

Baca Juga: Belum Pernah Kalahkan Arema, Marc Klok Bertekad Menang untuk Persib, Rebut Tiga Point

Hasil rapat tersebut antara lain menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi tiga butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.

Setahun kemudian RRI dioperasikan dalam kewenangan Departemen Penerangan RI.

Di masa Orde Baru, bermunculan stasiun radio swasta yang sekaligus mengakhiri monopoli RRI pada siara radio.

Namun siaran berita RRI menjadi program yang wajib direlay oleh stasiun-stasiun swasta.

Di Bandung sendiri saat ini sedikitnya ada 30 stasiun radio swasta dengan teknologi FM yang memiliki pasar anak muda, keluarga, umum hingga radio dengan spesifik satu aliran jenis musik bernama KLCBS.

Radio KLCBS (Karang Layung Citra Budaya Suara) tak lepas dari nama pendirinya Achmad Noe’man. Seorang arsitektur nasional terkenal yang sukses membangun radio bergenre musik jazz yang pada awal pendiriannya mengangkat musik Blues.

Selamat Hari Radio Nasional, Semoga Radio di Indonesia terus berjaya di udara. ***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: liputan data pribadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah