Berbeda dengan Puasa Biasa, Begini Cara Mengisi Puasa Arafah 9 Dzulhijjah 2022 Menurut Ustadz Adi Hidayat

- 7 Juli 2022, 06:27 WIB
Adi Hidayat menyatakan bahwa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan sebuah tanggal yang istimewa, di hari tersebut, seseorang yang tidak berhaji dapat melakukan ibadah khusus yang, dengan izin Allah, dapat memaafkan semua dosa satu tahun ke belakang dan berikutnya serta mengabulkan doa.
Adi Hidayat menyatakan bahwa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan sebuah tanggal yang istimewa, di hari tersebut, seseorang yang tidak berhaji dapat melakukan ibadah khusus yang, dengan izin Allah, dapat memaafkan semua dosa satu tahun ke belakang dan berikutnya serta mengabulkan doa. /Youtube Adi Hidayat Offcial/

DESKJABAR - Adi Hidayat menyatakan bahwa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan tanggal yang istimewa buat umat Islam.

Pada hari tersebut, seseorang yang tidak berhaji dapat melakukan ibadah khusus yang, dengan izin Allah, dapat menggugurkan dosa satu tahun ke belakang dan berikutnya serta mengabulkan doa.

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan hal itu pada video “Tanya Jawab Seputar Dzulhijjah SESI #2 - Ustadz Adi Hidayat” yang diunggah di kanal Adi Hidayat Official pada 23 Juli 2020.

Tanggal tersebut juga menjadi hari puncak dari ibadah haji, karena di hari tersebut semua yang melakukan haji akan berkumpul untuk melakukan wukuf di Arafah.

Baca Juga: Merasa Banyak Dosa? Inilah Cara Mudah Mohon Ampunan Kepada Allah, Buya Yahya: Dapat Pahala Juga

Ustadz Adi Hidayat kemudian menyebutkan bahwa hari ini juga merupakan hari penting bagi yang belum bisa melakukan ibadah Haji.

"Untuk menunaikan satu ibadah dari satu rangkaian keutamaan bulan Dzulhijjah yang diisyaratkan oleh Al Quran surat 89 ayat 1 sampai dengan 3 itu, ataupun ditegaskan keutamaannya dalam hadits nabi," ujar Adi Hidayat.

Satu hari yang sangat spesial dari hari-hari awal bulan Dzulhijjah ini terdapat pada hari ke-9, seperti yang terdapat pada hadist Sunan Ibn Majah 1730 buku 7, hadits 93

Baca Juga: Penting Bagi Orangtua, Pahami Perkembangan Sosial Emosional Anak Agar Siap Bersosialisasi di Masa Transisi

Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menganggap tanggal 9 Dzulhijjah menjadi spesial saat melakukan puasa.

"Sungguh, puasa yang ditunaikan di hari yang bertepatan dengan momentum arafah, aku berharap pahalanya di hadapan Allah SWT bisa menggugurkan dosa-dosa setahun berlalu dan menjaga dari perbuatan dosa setahun yang akan datang," tutur Adi Hidayat menjelaskan arti dari hadits tersebut.

Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa puasa yang dimaksud pada hadits tersebut bukan hanya puasa secara fisik, atau tidak makan, minum, berhubungan seksual seperti puasa biasanya.

Baca Juga: Glamping, Tren Wisata Berkemah Bersama Keluarga, di Kawasan Bandung Raya Juga Ada, Cek 3 Lokasi Ini

"Karena puasa ini potensinya, dengan izin Allah SWT, bisa menggugurkan dosa setahun berlalu," kata Ustadz Adi Hidayat.

Oleh karena itu, menurut Ustadz Adi Hidayat, cara mengisinya akan lebih baik jika kita iringi dengan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat dan berpotensi dosa, setidaknya setahun ke belakang," tutur Adi Hidayat menjelaskan.

Dengan ini, Adi Hidayat menyatakan bahwa orang yang berpuasa tersebut akan melakukan seperti yang dilakukan oleh orang yang sedang wukuf di Arafah yang juga mengingat dosa-dosa yang dilakukannya.

Dengan mengingat dosa-dosa tersebut mereka berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Baca Juga: Jumat Hari Istimewa, Amalkan 4 Amalan Penting Ini, Doa Akan Diijabah Allah SWT

"Ciri orang yang diterima tobatnya, diterima koreksi dirinya, diterima perubahan dirinya jika dia mendekat kepada Allah saat berpuasa ini, pun demikian dengan yang wukuf di Arafah," ujar Adi Hidayat.

Maka ciri yang paling spesifik saat tobatnya diterima dan dosanya dihilangkan, menurut Ustadz Adi Hidayat, adalah terjaganya dia dari perbuatan dosa setelah amalan itu ditunaikan.

Sehingga, menurut Adi hidayat, orang yang sudah melakukan puasa ini dengan benar, maka ia akan mendapatkan penjagaan dari perbuatan dosa karena merenungi perbuatan yang mengakibatkan dosa tersebut.

Jika perbuatan ini dijadikan kebiasaan maka tentu penjagaan ini akan diperpanjang terus sepanjang tahun.

Baca Juga: 9 Rekomendasi Tempat Wisata Aesthetic dan Indah di Ibukota, Yuk Meriahkan Jakarta Hajatan ke-495

“Jika setelah puasa ini belum mampu kemudian lahir penjagaan-penjagaan tadi, ini menunjukkan ada yang kurang berhasil dalam puasa yang ditunaikan itu," kata Adi Hidayat menegaskan.

Adi Hidayat juga menyebutkan bahwa umat Islam perlu puasa ini dengan benar apalagi mengingat puasa ini hanya ada setahun sekali.

Sebab, jika kita tidak dapat berpuasa 9 Dzulhijjah di tahun ini, maka kita harus menunggu tahun depan.

"Oleh karena itu, mari kita berjuang berikhtiar, dan membuktikan kepada Allah dengan kesungguhan kita, bahwa semua yang diberikan kepada kita, kesempatan yang mulia ini kita bisa maksimalkan dengan sebaik-baiknya," kata Adi Hidayat menambahkan.

Adi Hidayat juga menyatakan bahwa selain pengampunan dan perlindungan dari dosa itu, momentum tanggal 9 Dzulhijjah juga merupakan waktunya untuk berdoa.

Baca Juga: Wisata Murah ke Bandung, 2 Destinasi Legendaris Sejak Zaman Belanda, Cocok Buat Spot Foto Keluarga

“Semua orang wukuf, semua, seratus persen, sudah otomatis akan memanjatkan doa kepada Allah, bermunajat dengan penuh kekhusyukan segala hajat kebaikan dunia dan akhirat," ujar Adi Hidayat.

Doa yang dianjurkan oleh Adi Hidayat untuk dipanjatkan pada hari itu adalah doa yang terdapat pada surat Al Baqarah ayat 201.

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

“Maka mohonlah kepada Allah segala kemuliaan-kemuliaan di dunia ini, supaya mata kita menatap yang mulia hingga kaki kita, supaya harta kita diberikan kemudian keberkahan oleh Allah,supaya pekerjaan kita dipermudahkan tapi yang bermanfaat untuk akhirat kita," kata Adi Hidayat menjelaskan arti dari doa tersebut.

Ustadz Adi Hidayat juga mengajak kita untuk memanjatkan doa tersebut pada waktu yang bersamaan dengan saat orang-orang melakukan wukuf.

Waktu berdoa yang dianjurkan Adi Hidayat adalah sekitar empat jam dari waktu dianjurkan berdoa misalnya saat waktu Dhuha atau setelah shalat. Perbedaan ini dihitung dari perbedaan waktu Indonesia Barat dan Arab.

Baca Juga: Liburan ke Bandung, Ada Air Terjun Maribaya yang Instagramable Plus Pemandian Air Panas, Begini Mitosnya

"Kalau kita ingin bebas, maka mulai detik ini sampai dengan berakhir menjelang maghrib potensi luas untuk berdoa, tapi kalau momentumnya kita ingin dekatkan, kita bisa ambil misalnya waktu menjelang Maghrib kita duduk untuk bermohon, kita khusyukkan beri'tikaf dengan penuh keyakinan," ujar Adi Hidayat.

Dengan melakukan semuanya, Adi Hidayat mengharapkan Allah bukan hanya mengampuni dosa kita tetapi juga mengabulkan hajat yang mungkin kita miliki.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x