DESKJABAR - Ada dosa dalam mulut kita. Mulutmu, harimaumu, peribahasa tepat untuk mengingatkan bahwa kita harus berhati-hati dalam perkataan atau lisan.
Begitu berharganya mulut kita, membuat kita mesti berhati-hati menjaga lisan. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata buruk dan menyakitkan, atau cuma dipakai untuk membicarakan keburukan orang lain alias ghibah.
Manusia bisa juga mulia dengan lisannya. Begitupun sebaliknya, manusia bisa hina karena lisannya. Hina, karena tidak bisa menggunakannya sesuai kehendak dan aturan-aturan yang ditetapkan penciptanya.
Rasulullah pernah berpesan, ”Barang siapa yang diam (tidak banyak bicara) maka dia akan selamat” (H.R. At-Tarmizi).
Baca Juga: Jangan Ulangi Dosa, Kalau tak Mau Mati Rasa, Begini 5 Cara Melebur Kesalahan Kita
Hadits lain menyebutkan, Rasulullah juga pernah berwasiat: “Barang siapa yang bisa menjamin (keselamatan) antara dua rahangnya (lisan) dan dua kakinya (faraj) maka aku menjamin baginya surga” (H.R. Bukhari).
Jelas dalam hadits tersebut siapaun yang mampu menjaga lisannya akan mendapatkan surga.
Oleh karena itu, selayaknya kita menjaga lisan hanya mengatakan yang baik-baik saja. Jika tidak bisa lebih baik diam.
Berikut delapan dosa lisan, dikutip DeskJabar dari lama percikaniman.org
1. Pembicaraan yang tidak bermanfaat
“Salah satu tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya” (H.R. At-Tarmizi).