Wabah Hepatitis Akut Misterius Menyerang Anak di Beberapa Negara, Ini Antisipasi Kemenkes Indonesia

- 1 Mei 2022, 10:18 WIB
Hepatitis akut misterius menyerang anak - anak di berbagai  belahan dunia.
Hepatitis akut misterius menyerang anak - anak di berbagai belahan dunia. /Pixabay/ Semevent/

DESKJABAR - Kendati di Indonesia belum ada laporan anak - anak yang terkena hepatitis akut misterius seperti di beberapa negara lain, pemerintah sudah waspada.

Seperti diberitakan DeskJabar kemarin 30 April 2022, hepatitis akut misterius yang kabarnya dipicu oleh adenovirus menyerang anak - anak usia 1 tahun hingga 16 tahun. Kebanyakan diderita oleh anak di bawah umur 5 tahun (balita).

Mengapa disebut misterius. Karena hepatitis akut ini tidak diketahui asal usulnya, seperti dilansir laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat cdc.gov.

Baca Juga: WASPADA! Kini Muncul Hepatitis Misterius yang Menyerang Anak, Sudah Masuk Asia, Akibatnya Bisa Fatal

Adalah Jepang, negara di Asia yang sudah melaporkan adanya anak yang menderita hepatitis akut misterius ini.

"Belakangan ini muncul wabah hepatitis misterius pada anak anak yang terjadi di beberapa negara seperti Inggris, Spanyol, Amerika, dan Eropa lain. Saat ini sudah memasuki Asia, dengan Jepang sebagai negara pertama yang melaporkan," tulis dr.Muslim Kasim,M.Sc,Sp.THT-KL dalam akun instagramnya @dr. muslimkasim, 29 April 2022.

Muslim Kasim mempertanyakan, apakah kasus hepatitis akut yang misterius ini sudah ada di Indonesia, tapi belum terdeteksi?

Lepas dari sudah atau belum masuk ke Indonesia, kasus hepatitis akut ini perlu menjadi kewaspadaan setiap orang, terutama para orang tua yang memiliki anak.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Buruh 2022 Lengkap Dengan Cara Menggunakannya

"Wabah ini dilaporkan cukup berbahaya karena sekitar 19 persen kasus memerlukan cangkok hati dan sudah ada korban meninggal," kata Muslim Kasim menegaskan.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 25 April 2022, merilis di laman resminya cdc.gov bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat ini kini sedang menyelidiki hepatitis yang tidak diketahui asalnya itu pada anak - anak.

Pemerintah ambil ancang-ancang

Meskipun di Indonesia belum dilaporkan jatuhnya korban, namun Kementerian Kesehatan sudah ambil ancang-ancang.

Baca Juga: TERBONGKAR Soal Dugaan Perselingkuhan Arya Saloka dan Amanda Manopo, Ini Kata Ahli Tarot Bunda Sekar Ayunda

Keseriusan pemerintah, melalui Kemenkes ini diwujudkan dengan Surat Edaran yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

Surat Edaran ini dikeluarkan pada tanggal 27 April 2022 dan ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.

Dalam SE Nomor HK.02.02/C/2515/2022 TENTANG KEWASPADAAN TERHADAP PENEMUAN KASUS HEPATITIS AKUT YANG TIDAK DIKETAHUI ETIOLOGINYA (ACUTE HEPATITIS OF UNKNOWN AETIOLOGY), digambarkan data WHO terkait penyakit hepatitis akut misterius ini.

"Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya ( Acute hepatitis of unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah," tulis Surat Edaran tersebut.

Disebutkan juga sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada tanggal 15 April 2022, jumlah laporan terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (<5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Perancis (2), Romania (1) dan Belgia (1).

Data yang mengkhawatirkan, kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.

Disebutkan juga gejala klinis pada kasus tersebut, teridentifikasi hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Namun Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41.

Selain itu, SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Disebukan surat edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan agar waspada terkait penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.

Dirjen mengimbau kepada pihak-pihak tersebut untuk melakukan beberapa hal sebagai bentuk kewaspadaan dan antisipasi.***

 

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Kemkes.go.id cdc.gov Instagram @dr.muslimkasim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x