Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 25 April 2022, merilis di laman resminya cdc.gov bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat ini kini sedang menyelidiki hepatitis yang tidak diketahui asalnya itu pada anak - anak.
Pemerintah ambil ancang-ancang
Meskipun di Indonesia belum dilaporkan jatuhnya korban, namun Kementerian Kesehatan sudah ambil ancang-ancang.
Keseriusan pemerintah, melalui Kemenkes ini diwujudkan dengan Surat Edaran yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.
Surat Edaran ini dikeluarkan pada tanggal 27 April 2022 dan ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.
Dalam SE Nomor HK.02.02/C/2515/2022 TENTANG KEWASPADAAN TERHADAP PENEMUAN KASUS HEPATITIS AKUT YANG TIDAK DIKETAHUI ETIOLOGINYA (ACUTE HEPATITIS OF UNKNOWN AETIOLOGY), digambarkan data WHO terkait penyakit hepatitis akut misterius ini.
"Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya ( Acute hepatitis of unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah," tulis Surat Edaran tersebut.
Disebutkan juga sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada tanggal 15 April 2022, jumlah laporan terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris (114), Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (<5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Perancis (2), Romania (1) dan Belgia (1).
Data yang mengkhawatirkan, kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.