Bratalegawa pun menikah dengan seorang wanita muslimah bernama Parhana Binti Muhammad.
Dalam "Carita Galuh" dijelaskan salah seorang putra Bunisora yakni Bratalegawa saat itu sudah memiliki keyakinan tentang agama Islam.
Kebiasanya berniaga dan banyak mengunjungi daerah Arab, Gujarat dan wilayah Islam lainya membuat Baratalegawa tertarik untuk menekuni agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Dan dari pernikahannya dengan Farhana, Bratalegawa atau Haji Purwa Galuh memiliki putra bernama Ahmad yang dikenal dengan sebutan Maulana Safiudin dan seorang putri bernama Hodijah.
Hodijah sendiri diperistri oleh Syeh Datuk Kahfi dan membangun pesantren Islam di Amparan Jati Cirebon.
Karena Hodijah seorang janda kaya Ia mampu membangun pesantren besar untuk suaminya yang ulama besar dari Negara Bagdad.
Budayawan Ciamis, Pandu Radea mengatakan, Bratalegawa merupakan sosok muslim pertama dari daerah Sunda atau Galuh.
Perjalanan spiritual Bratalegawa kata Pandu Radea ditulis dalam beberapa naskah kuno salah satunya Carita Galuh.
"Haji purwa Galuh merupakan sebutan untuk Bratalegawa sebagai orang Galuh pertama yang melaksanakan ibadah haji," kata Pandu Radea.
Langkah Bratalegawa yang memiilih memeluk Agama Islam banyak ditiru oleh keturunan Raja Galuh lainya di ataranya Pangeran Cakra Buana,