Viral, Ibu Bunuh Anak di Brebes diduga Depresi, Ini Nasehat Buya Yahya Untuk Mengatasi Depresi

- 23 Maret 2022, 09:57 WIB
Buya Yahya memberi nasehat untuk mengatasi depresi.
Buya Yahya memberi nasehat untuk mengatasi depresi. /YouTube Al Bahjah TV/

 

DESKJABAR - Viral, seorang ibu tega membunuh anaknya di Brebes Jawa Tengah diduga karena depresi.

Ibu bunuh anak di Brebes tersebut berinisial KU (35) yang tega menggorok 3 anak kandungnya yang masih kecil kecil.

KU diduga depresi dan tega membunuh anaknya yang masih kecil. Hal itu dilakukan pada Minggu 20 Maret 2022, sekitar pukul 04.30 WIB.

Anak kedua ibu bunuh anak di Brebes diduga depresi meninggal dunia dengan kondisi luka di bagian leher.

Sedangkan anak pertama KU ibu bunuh anak di Brebes, anak perempuan berusia 10 terluka di bagian dada. Sementara anak ketiga laki laki berusia 4,4 tahun terluka di bagian leher.

Warga yang mengetahui peristiwa tersebut membawa anak anak korban ibu bunuh anak di Brebes ke Rumah Sakit Aminah Bumiayu.

Baca Juga: 5 Fakta Ibu Bunuh 3 Anak di Brebes, Diduga Depresi karena Tekanan Ekonomi dan Masalah Rumah Tangga

Dua dari tiga anak berhasil diselamatkan setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit. Sedangkan anak keduanya meninggal dunia.

KU seorang ibu tega bunuh anak di Brebes diduga mengalami depresi. Inilah nasehat dari Buya Yahya untuk mengatasi depresi.

Dalam YouTube Al Bahjah TV dengan judul "Depresi Karena Suka Memendam Kesedihan | Buya Yahya Menjawab" yang tayang pada 25 September 2021 dijelaskan mengenai cara mengatasi depresi.

Kata Buya Yahya, banyak masyarakat yang beranggapan depresi bukan suatu penyakit. Sehingga orang terdekat cenderung membiarkan.

Padahal kata Buya Yahya, depresi itu suatu penyakit yang harus diobati sebagaimana mengobati penyakit jasad.

Baca Juga: Inilah 4 Tips Mengatasi Depresi yang Diajarkan oleh Buya Yahya

"Sementara namanya penyakit harus diobati. Layaknya penyakit jasad, maka itu yang kena mental atau jiwa nya. Dan harus waspada," kata Buya Yahya.

Kata Buya Yahya, dirinya bukan seorang ahli psikiater, tetapi yang terkena depresi harus segera diantar berobat kepada ahlinya.

"Bahwasanya depresi termasuk suatu penyakit mental, maka kami sarankan untuk mencari bantuan kepada ahlinya," kata Buya Yahya.

Kata Buya Yahya, suatu penyakit jika dibiarkan lebih lama bisa berbahaya. Karena sifat keparahannya bisa saja bertahap, dari yang tadinya ringan menjadi berat.

Memang saat pertama menghadapi suatu ujian baiknya dipendam dahulu. Karena tidak boleh serta merta diluapkan apalagi dalam reaksi fisik.

Namum harus dipahami bahwa suatu masalah itu bukan harus disimpan, namun untuk diselesaikan.

Baca Juga: PEMBUNUHAN Anak di Brebes, Pelaku Ibu Gorok 3 Anaknya Itu Berprofesi Perias, Istri Artis Jadi Langganannya

"Maka Al Quran sebagai penyembuh mengajarkan bersabar namun ridho. Berdoa lalu berserah diri, biarkan Allah SWT yang bantu selesaikan," kata Buya Yahya.

Bagaimana yang semula benci menjadi kasih, bagaimana yang semula luka menjadi sembuh, itu harus ada upaya, bukan sekedar memendam.

Seseorang kata Buya Yahya tidak cukup jika hanya pandai memendam amarah. Namun juga harus pandai membuangnya. Lalu ganti dengan kebaikan.

Memaafkan orang yang membuat diri tertekan, kemudian berlatih untuk berbuat baik kepada orang yang tidak baik. Sehingga amarah, dendam, berubah menjadi hikmah.

Kata Buya Yahya, penyebab penyakit itu harus berani dicari solusinya bukan hanya ditekan. Setelah dicari penyebab nya maka bisa lebih mudah mengobatinya.

"Ketahuilah seseorang naik derajat keimanannya setelah lulus dengan ujian," kata Buya Yahya.

Semua orang diberi ujian dengan takaran masing masing. Jadi kata Buya Yahya, bukan anda sendiri yang susah di sini. Semua pun sama diuji.

Maka cara paling utama untuk penyakit penyakit rohani atau jiwa atau mental adalah keimanan. Membangun keimanan.

"Karena keimanan ini menyambungkan hati dengan Dzat yang Maha Agung," kata Buya Yahya.

Di saat kita menyadari bahwa di sana ada Dzat yang Maha Kuasa untuk menyelesaikan masalah, maka masalah akan reda.

Belajar memahami orang yang berbuat salah supaya kita bisa belajar memaafkan. Dan ini bisa dibantu oleh profesional seperti psikolog atau psikiater.

Agar psikiater atau psikolog bisa mengarahkan dan diajari bagaimana caranya untuk keluar dari depresi.

Namun tetap harus menggabungkan antara ilmu medis dan ilmu rohani menurut agama. Supaya tidak salah dalam mengatasi problem problem dunia.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Al Bahjah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x