DESKJABAR – Beragam pendapat soal sholat di malam Nisfu Syaban menjadi pembahasan menarik, apakah sebenarnya bid’ah atau bukan.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya menyarankan, sholat di malam Nisfu Syaban tetap dilanjutkan, namun disempunakan niat
Ada yang bertanya, soal sholat pada malam Nisfu Syaban, apakah ada dasarnya atau tidak.
Menurut Buya Yahya, bahwa sholat malam Nisfu Syaban pernah ditulis oleh Imam Al-Ghazali. “Nah, yang mengamalkan, itu ikut Imam Ghazali,” terangnya.
Baca Juga: TATA CARA Shalat NISFU SYABAN dan Keutamaan Nisfu Syaban 2022 yang Jatuh Pada Malam Sekarang
Namun, kata Buya Yahya, dari ulama kita pun telah meneliti amalan itu, seperti Ibnu Hajar Al Haitami, mengatakan itu sholat tidak ada.
“Namun diambil jalan tengah, kami tidak mencaci yang mengamalkannya, tapi hanya mengajak mengubah niatnya saja, hadirkan hajat anda yang banyak,” ucap Buya Yahya.
Sebab, menurut Buya Yahya hajat kita sangat banyak. Ia mencontohkan, pada malamnya ada sholat witir, ambil saja yang 11 rakaat, sholat istikharah.
Keterangan Buya Yahya itu muncul pada YouTube Al-Bahjah TV, “Sholat Apakah Di Malam Nisfu Sya'ban? - Buya Yahya Menjawab,” diunggah 13 April 2019.
Baca Juga: Malam Nisfu Syaban, Semua Dosa Diampuni Oleh Allah SWT Benarkah ? Ustadz Abdul Somad Menjelaskan
Buya Yahya berpendapat, jika ada kebiasaan baik pada suatu kampung, jangan dibatalkan tetapi baiknya disempurnakan.
Buya Yahya juga berpendapat, kita jangan langsung menyatakan suatu bid’ah atau sesat, apalagi jika suatu sholat amalan yang baik.
Alasannya, kata Buya Yahya, para ulama dahulu, termasuk walisanga, memperlakukan suatu perkumpulan kemungkaran, menjadi isinya diubah (diarahkan kepada hal-hal Islami).
Menurut Buya Yahya, suatu jalan tengah itu adalah sikap diantara Imam Ghazali (memperbolehkan) dan Ibnu Hajar Al-Haitami (tidak ada) soal sholat malam Nisfu Syaban.
Karena itu, kata Buya Yahya, pada malam Nisfu Syaban, kita sebaiknya membaca Istighfar sebanyak-banyaknya dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Jika ada waktu, katanya, kita melakukan sholat witir 11 rakaat, sholat hajat, sholat Istikharah, lalu baca doa dan mendoakan, lalu selesai.
Menurut Buya Yahya, apa yang dilakukan itu lebih mengacu kepada keterangan Nabi Muhammad SAW yang mengatakan malam Nisfu Syaban.
Karena itu, kata Buya Yahya, di tengah pendapat soal bid’ah, atau tidaknya sholat Nisfu Syaban atau sholat malam Nisfu Syaban, dapat dibedakan maksudnya.
Buya Yahya berpendapat pula, jika suatu kampung sudah kebiasaan melakukan sholat di malam Nisfu Syaban, sebaiknya jangan dibatalkan.
Sebab, Buya Yahya lebih menekankan adalah masyarakat pada suatu kampung yang senang ibadah. Karena itu, tinggal disempurnakan dengan niat-niat yang disebutkan. ***