DESKJABAR - Pandemi Covid-19 kian meningkat seiring dengan maraknya varian baru Omicron. Peran komunikasi sangat penting dalam penyembuhan. Namun komunikasi bisa juga malah memperparah kondisi pasien.
Komunikasi yang positif bisa membantu pasien penyintas Covid-19 cepat pulih.
Sebaliknya, komunikasi yang berisi pesan negatif dan hoax, bisa jadi memperburuk kondisi pasien.
“Secara teoritis, komunikasi dapat menunjang dalam kesehatan. Karena secara alamiah, ketika ada masalah, manusia akan berusaha untuk berkomunikasi dengan orang lain,” ujar Dr. Jenny Ratna Soeminar, MSi, dalam Diskusi Dewan Pakar Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Jabar, Rabu 9 Februari 2022.
Baca Juga: HATI HATI 10 Dosa Besar SUAMI pada Istri, Salah Satunya Bersikap Tidak Jelas Kata Gus Baha
Dalam webinar tersebut selain Jenny tampil sebagai pembicara Prof.Dr. Atie Rachmiatie, MSi, Dr. Retno Hanggarani Ninin, M.Psi, Athifa Sri Ismiranti, M.Arch, serta Ketua Aspikom Jabar Dr.Ani Yuningsih,MSi.
Menurut Jenny, stres muncul jika ada gangguan komunikasi karena masalah tidak terpecahkan.
Komunikasi adalah alat pemelihara keseimbangan, maka komunikasi keluarga di rumah, dengan teman, dalam masyarakat perlu diperhatikan.
“Selain berbicara, kemampuan dan kemauan untuk mendengar orang lain, perlu dikembangkan,” tegasnya.