“Kita menerima data, mengolah data, kemudian mungkin ada kriteria tambahan dari PTN.”
Lebih lanjut, Ketua LTMPT menerangkan, setidaknya ada dua hal yang menentukan kelulusan yaitu indeks pribadi dan indeks sekolah.
“Indeks pribadi yaitu termasuk rapor, prestasi yang diterima, ini akan di-scoring. Indeks sekolah adalah pemetaan sekolah, ada data (mapping) sekolah.
Jadi dari nilai UTBK dirata-rata dari satu sekolah dalam tiga tahun terakhir, kemudian di-rangking setiap tahunnya dan kita ambil nilai tertinggi dari sekolah mana dan seterusnya,” tutur Ashari.
Adapun pertimbangan lain adalah jenjang sertifikat prestasi yang memiliki siswa.
“Ini cukup adil (fair) untuk menyamakan nilai rapor. Belum tentu jika salah satu anak dalam peringkat rapor di sekolah adalah peringkat atas namun kita bisa lihat dari prestasi yang dimiliki sebagai nilai tambahannya.
Misalnya ada yang sama-sama mendapat nilai Matematika 9, di SMA yang peringkatnya paling tinggi tadi kita scoring 100 persen dan yang di bawahnya betul-betul 90 persen.
Jadi ada indeks sekolah yang digunakan, dan ada beberapa kriteria lainnya. Misalnya untuk sertifikat internasional juara 1, 2, ada scoring-nya,” imbuh Ashari.
Kelulusan siswa dalam seleksi juga ditentukan oleh prodi yang dipilihnya. Jika pilihan prodinya di kampus yang tingkat kompetisinya tinggi maka siswa dengan nilai yang lebih rendah akan mudah tergeser dengan nilai siswa lain yang lebih bagus.
Jadi memang ada beberapa parameter yang menyebabkan keberhasilan.